Giat DLH
Sumber : https://www.balipuspanews.com
Sobat Lingkungan......
Persoalan sampah memang tidak pernah ada habisnya, akan tetapi siapa menyangka saat ini sampah justru membawa hal positif untuk desa. Penanganan terhadap sampah terus meningkat di masing-masing desa tak terkecuali Desa Les, Kecamatan Tejakula. Disini justru penanganan sampah dijadikan sebuah wisata baru yang memiliki nilai pembelajaran atau edukasi tinggi kepada setiap pengunjung. Kepala Desa Les Gede Adi Wistara menceritakan Desa Les sudah sejak beberapa tahun sebelumnya semakin serius terkait penanganan sampah. Ini terbukti dengan terus aktifnya salah satu Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yang ada di Banjar Dinas Lempedu.
Sarana dan prasarana yang mendukung membuat TPST ini menjadi menarik serta sering mendapat kunjungan dari wisatawan lokal maupun luar yang tertarik dan ingin belajar terkait bagaimana pengelolaan sampah. “Memang pengunjung sebelum pandemi sering datang ke TPST, sebab sebagian besar dari mereka ingin tahu prosesnya bagaiman ketika sampah sudah diolah dengan berbagai macam proses kemudian menghasilkan suatu barang baik itu seperti marchandise, anyaman ingka, tas, dan gagang kaca,” jelasnya, Rabu (9/12/2020).
Setiap pengunjung yang datang ke TPST tentunya akan didampingi oleh para mentor yang bertugas disana. Kemudian pengunjung akan diberikan penjelasan tentang sampah seperti proses pengolahan sampah plastik maupun sampah organik, segala macam mesin yang dipakai dan melihat hasil dari olahan sampah yang sudah memiliki nilai jual.
Nanti akan ada mentor yang mengajarkan bahwa sampah ini bisa diolah, ada berbagai macam jenis sampah yang bisa diolah, dengan begitu mereka jadi tahu dan tidak menganggap barang yang sebelumnya sampah yang dikenal jorok penuh bau, sekarang bisa olah menjadi sebuah cinderamata dan barang berguna lainnya,” imbuhnya.
Dengan melihat hal itu, pada bulan Oktober 2020 Desa Les berhasil masuk menjadi salah satu destinasi tujuan dari program We Love Bali yang digagas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), dalam kunjungan itu kami menyajikan salah satu destinasi unik yakni edukasi pengelolaan sampah yang terkesan berbeda dari tempat wisata lainnya.
Oktober kemarin desa kami berhasil masuk menjadi daftar salah satu desa yang menerima kunjungan dari program We Love Bali dengan satu destinasi unik yakni tentang edukasi pengolahan sampah plastik dan sampah organik,” terangnya.
Tak hanya itu, kedepan Ia mengungkapkan tidak menutup kemungkinan edukasi pengelolaan sampah yang ada di TPST bisa menjadi salah satu alternatif wisata paling berbeda yang akan disajikan untuk setiap pengunjung ataupun wisatawan yang datang ke Desa Les. Untuk saat ini pihaknya juga mengakui belum pernah menentukan tarif untuk setiap pengunjung yang hadir.
“Sampai saat ini kami belum menentukan tarif untuk kunjungan, akan tetapi wisatawan asing biasanya memilih untuk berdonasi seiklasnya,” tutupnya.
Penulis : Nyoman Darma
Editor : Oka Suryawan
(De42)