Giat DLH
Aspirasi masyarakat Banjar Dinas Dasong Desa Pancasari Kecamatan Sukasada mendapatkan perhatian khusus Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia, Mochamad Basuki Hadimuljono. Sementara, kekhawartiran warga terhadap pembuangan ribuan kubik difosal (limbah proyek seperti tanah galian,red) pada kawasan TWA Danau Buyan yang dapat berdampak atau terdampak banjir, dijawab langsung dengan melakukan ”value engineering”, suatu metode mengurangi biaya produksi atau penggunaan barang dan jasa, tanpa mengurangi mutu yang diperlukan atau performa (performance). ”Value engineering, dilihat dari design, kemudian metodelogi kerjanya. Kayak dilaporkan, misalnya konsultan yang ngusulkan dulu, cut and fill-nya tidak dihitung,” ungkap Menteri Basuki, Minggu (1/9/2019) saat meninjau proyek shortcut 5-6 wilayah Desa Wanagiri Kecamatan Sukasada.
Dipaparkan, cut and fill tidak dihitung, tanah yang dicut langsung dibuang. ”Jadi kalau tanah ini dicut, terus dibuang. Padahal, bisa dimanfaatkan untuk mengisi daerah-daerah yang cekung. Nah itu tidak dihitung oleh mereka, oleh velue engenering dihitung harganya, sehingga itu bisa saling menutup dan menghemat,” tandas Basuki sembari menyebutkan dari hasil velue engenering ada penghematan dari Rp 550 milyar menjadi Rp. 337 milyar. Ditambahkan, value engineering tidak hanya costnya, tetapi juga metodelogi kerjanya. ”Kita harus memperkecil kerusakan lingkungan, ini kalau batunya cross kita bikin terowongan. Semuanya, sudah di value engineering sehingga ada penghematan sekitar 40 %,” tandasnya meyakinkan. Sementara Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana mengungkapkan pihaknya sudah mengusulkan tambahan titik sortcut 11-12 kepada Menteri PUPR, Basoeki Hadimoeljono. Shortcut titik 11 dan 12, merupakan tambahan ruas sortcut titik 1-10 yang hanya sampai dengan Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada.
”Sudah saya usulkan dan kemungkinan sangat besar untuk pembangunan dua titik tersebut. Saya rasa dengan efisiensi pembangunan shortcut 1-10, titik 11-12 sangat berpeluang bisa dibangun atau dilanjutkan,” jelasnya. Selain itu, pembangunan aksesibilitas sangat perlu dipertimbangkan. ”Kita memiliki potensi yang sangat besar di bidang pariwisata. Saya rasa dengan adanya aksesibilitas yang memadai, kesenjangan ekonomi antara Bali Utara dan Bali Selatan bisa sedikit teratasi,” pungkasnya
**Sumber Wartabali.com