Giat DLH
Berbagai upaya mencegah banjir saat musim penghujan dilakukan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng. Tidak hanya gencar melaksanakan aksi pembersihan melalui Gerakan Bali Resik menyasar Daerah Aliran Sungai (DAS), DLH Buleleng juga mengembangkan Biopori UNF-1 sebagai pencegah banjir.
Pengembangan Biopori UNF-1 yang telah diuji coba di sejumlah lokasi di Desa Baktiseraga Kecamatan Buleleng, dilakukan DLH Buleleng bersama Undiksha Singaraja. Salah satu implementasi Tri Darma Perguruan Tinggi yakni pengabdian pada masyarakat ini, diharapkan dapat menjadi solusi pencegah banjir.
Dikonfirmasi Rabu (11/12/2019) sore, Kepala DLH Kabupaten Buleleng Putu Ariadi Pribadi membenarkan pengembangan Biopori UNF-1 sebagai salah satu upaya pencegah banjir. ”Biopori UNF-1 merupakan salah satu hasil roset, kolaborasi program study perikanan dan biologi yang bisa mempercepat proses dekomposisi sampah organik,” jelasnya.
Dengan fungsi tersebut, Biopori UNF-1 diharapkan dapat mengurangi genangan air sekaligus mencegah banjir saat musim hujan. ”Pengembangan Biopori UNF-1 sudah kita lakukan di Desa Baktiseraga melalui pelatihan dan pemberian peralatan untuk pembuatan biopori,” ungkapnya.
Terkait dipilihnya Desa Baktiseraga sebagai pilot project, mantan Camat Gerokgak ini mengatakan karena pada setiap musim hujan, banyak lokasi tergenang air karena banjir. ”Kalau pelatihan ini berhasil, kedepan kami akan kembangkan Biopori UNF-1 ini ke daerah lain yang rawan terdampak banjir saat musim penghujan,” tandasnya meyakinkan.
Selain mencegah banjir, Biopori UNF-1 dengan bentuk lubang berdiameter 10 cm dan kedalaman 1 metar juga dapat mengahasilkan pupuk untuk tanaman.”Lubang resapan biopori merupakan metode resapan air untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah,” pungkasnya.
Sumber *WartaBali.com