Giat DLH
Biofori UNF 1 diyakini sebagai salah satu solusi untuk mengatasi banjir. Biofori UNF 1 ini diyakini mempercepat dekomposisi sampah organik sehingga tepat diaplikasikan dalam biopori lapangan.
Sejumlah warga mengikuti pelatihan pembuatan agregat biofori UNF 1 di Desa Baktiseraga. Desa ini dimanfaatkan sebagai pilot project pembuatan agregat bioforiUNF 1 karena desain perlu penanganan banjir.
Pelatihan Biopori UNF 1 ini merupakan salah satu dari kegiatan Pengabdian Pada Masyaraat (P2M) yang bekerjasama antara Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng dengan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng (Putu Ariadi Pribadi, S.STP., MAP) mengatakan melalui pelatihan pembuatan biofori UNF 1 diharapkan mampu memberikan perubahan bagi Desa Baktiseraga agar desa ini bisa terbebas dari banjir saat musim hujan. “Kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten dan Undiksha dalam membuat Agregat Biopori UNF 1 diharapkan bermanfaat bagi masyarakat, sehingga kalau berguna bagi masyarakat kita akan kembangkan lagi di desa-desa lain atau bahkan di sekolah” ujarnya.
Lebih lanjut Putu Ariadi menjelaskan dengan teknik Agregat Biopori UNF 1 tanah akan menjadi lebih subur. Adanya lubang biopori, maka resapan air hujan yang mengandung lumpur dan bakteri akan larut menjadi mineral-mineral yang diperlukan dalam pertumbuhan tumbuhan. ”Setalah melaksanakan sosialisasi pembuatan Biopori ini, akan langsung dikerjakan lubang Biopori di beberapa titik di Baktiseraga,” imbuhnya.
Sementara itu ketua LPPM Undiksha Prof. Dr. I Gede Astra Wenawa, M.si jika melihat kondisi dataran di Desa Baktiseraga, sebenarnya desa ini bisa terbebas dari banjir. Banjir terjadi justru karena dampak dari antara wilayah atas, tengah, dan bawah mengalami perubahan fungsi lahan. Perubahan fungsi lahan yang dulunya ditanami tanaman tahunan berubah menjadi tanaman bulanan sehingga ketika musim hujan, terjadi limpasan air permukaan dan berdampak pada wilayah desa. “Aneh bin ajaib sebenarnya banjir tidak ada di daerah Baktiserga, tapi dengan fenomena seperti ini kalau kita diamkan maka akan terus bermasalah ke depan, oleh karena itu harus ada resapan air. Adanya biofori ini akan mengatasi masalah yang ada” ujarnya.
Lebih lanjut I Gede Astra Wenawa mengatakan Agregat Biopori UNF 1 memiliki dua fungsi sekaligus, yakni untuk mengatasi masalah banjir serta merubah sampah organis menjadi pupuk organic. “Agregat Biopori UNF 1 tidak hanya bisa mengatasi masalah banjir, juga dapat menjadikan sampah menjadi pupuk organik sehingga memiliki dua fungsi sekaligus” ujarnya.
Sementara itu, Perekel Desa Baktiseraga mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan banjir di Desa Baktiseraga. Diantaranya pendangkalan sungai, serta semakin banyak pemukiman baru menyebabkan daerah resapan air berkurang. “Mudah-mudahan dengan adanya program ini kami selaku penyedia tempat untuk pembuatan Agregat Biopori UNF 1 bisa diterapkan disetiap rumah, sehingga akan mempengaruhi daya resapan air sehingga kedepanya di tidak lagi banjir serta sampah bisa berkurang.
Sumber *KoranBuleleng