Selasa, 18 April 2023, Tim Penyuluh Lingkungan Hidup melakukan monitoring pengelolaan sampah di tiga lokasi yaitu TPS3R Sanker Bersehati, TPST Pemuteran dan TPST Shanti Asri Kecamatan Gerokgak. Kunjungan di TPS 3R Sanker Bersehati Desa Pejarakan diterima oleh Gede Dandi selaku ketua KPP sekaligus pengelola TPS3R. Hasil kunjungan menunjukkan bahwa TPS3R aktif melakukan pengelolaan sampah organik dan anorganik di Desa Pejarakan dengan petugas total 20 orang, dengan total penduduk terlayani sementara 1000 KK yang baru melayani 4 Dusun, dengan pengangkutan sampah yang terjadwal setiap harinya sesuai dengan jenisnya. Sampah yang masuk ke TPS3R sudah dipilah dari sumbernya, sehingga memudahkan petugas dalam pengolahan. Untuk sampah organik diolah menjadi pupuk kompos yang hasilnya nanti dipergunakan untuk membantu program Ketahanan Pangan di Desa, dan sampah an-organik dipilah kemudian dijual ke BSI E-Darling dan sebagian sampah plastik digunakan sebagai bahan baku pembuatan BBM. Kendala yang dihadapi oleh TPS3R ini sementara yakni kekurangan armada pengangkut dan terkendala pembuangan sampah residu sisa hasil pemilahan. Penyuluh merekomendasikan kepada pengelola TPS3R membuat kandang babi untuk mengurai limbah organik makanan dari hotel dan rumah tangga, selain membantu mengurai limbah makanan, ternak babi ini juga dapat membantu meningkatkan penghasilan dari TPS3R ini.
Kunjungan di TPST Pemuteran, Desa Pemuteran diterima oleh Bapak Sugianto Kaur Perencanaan. Hasil kunjungan menunjukkan bahwa TPST yang sebelum sudah tidak aktif melakukan pengelolaan sampah, kini kembali dilakukan pengaktifan secara bertahap, mulai kembali memberikan kewenangan pengelolaan kepada BumDes, kemudian pembersihan di areal TPST yang dulunya dipenuhi oleh sampah sudah dilakukan pembersihan menggunakan alat berat. Pengelola TPST juga sudah menyiapkan program ketika TPST ini sudah mulai beroperasi kembali, seperti menyiapkan lokasi untuk mengedukasi warga masyarakat yang membuang sampah langsung ke TPST.
Kunjungan ke TPST Shanti Asri Desa Sanggalangit yang diterima oleh Bendahara BumDes dan Petugas TPST. Hasil koordinasi menunjukkan bahwa TPST aktif melakukan pengangkutan sampah, namun hanya melakukan metode kumpul-angkut-buang, tidak ada proses pengolahan sampah di TPST, mesin yang dimiliki oleh TPST sudah tidak bisa berfungsi kembali. Petugas pemilah di TPST hanya dilakukan pemilahan sampah anorganik saja, sedangkan sampah organik dan residu hasil sisa pemilahan dikumpulkan kemudian dibakar di areal TPST. Penyuluh menyarankan agar pihak pengelola melakukan koordinasi kembali dengan pihak desa untuk keberlangsungan TPST sehingga dapat mengelola sampah di desa.