Kamis, 7 November 2024, dalam rangka Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup pada Sub Kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi Rehabilitasi dan Remediasi, Kepala Bidang PPKLH (I Nyoman Widiartami, SH. MAP) bersama staf melakukan kegiatan koordinasi dan sinkronisasi rehabilitasi dan remediasi lingkungan serta pemberian informasi pengendalian pencemaran terkait antisipasi banjir pada musim penghujan di Wilayah-wilayah rawan banjir.
Kegiatan ini dilakukan di 3 (tiga) desa, yaitu Desa Banjar, Desa Pengastulan, dan Desa Banyupoh. Koordinasi pertama dilaksanakan di Kantor Desa Banjar, diterima langsung oleh Bapak Perbekel (Ida Bagus Dedy Suyasa). Tujuan kedatangan kami untuk melakukan koordinasi terkait langkah-langkah Desa Banjar dalam rangka mengantisipasi bahaya banjir atau lokasi berpotensi banjir. Bapak perbekel menyampaikan bahwa Desa Banjar mempunyai siklus banjir setiap 2 tahun sekali namun semenjak tahun 2018, Desa Banjar tidak pernah mengalami banjir besar, salah satunya pengaruh tdk lagi ada banjir besar mungkin semenjak dibuatkan tanggul/senderan di sekitar bantaran Sungai Mendaum. Utk antisipasi terhadap tumpukan sampah disekitar sungai, Pemdes telah melakukan langkah-langkah dengan mengoperasikan armada sampah disekitar sungai 2 kali dalam seminggu. Disadari bahwa masih ditemukannya sampah di sungai karenakan kesadaran masyarakat masih rendah. Utk itu pihak desa juga telah berupaya melakukan langkah preventif terhadap banjir dengan selalu memberikan edukasi kepada warga dengan mendatangkan Narasumber dari DLH tentang Pengelolaan Sampah.
Koordinasi kedua dilaksanakan di Kantor Kepala Desa Pengastulan yg diterima oleh Kepala Desa, (Drs. Hazairin). Terdapat 3 dusun/banjar yg berbatasan langsung dengan Sungai Saba namun yang paling berpotensi terhadap banjir adalah Dusun/Banjar Kauman karena lokasinya berada paling hilir Sungai Saba atau ada di muara sungai dan pantai. Langkah Pemdes dalam antisipasi terhadap bahaya banjir yang terjadi pada dusun tersebut pada tahun 2023 telah dilakukan pembangunan senderan sepanjang 250 m oleh BWS Bali Penida. Walaupun demikian sampah sampah yg biasa ditemukan pada bagian hilir Sungai Saba merupakan sampah kiriman yg berasal dari hulu. Disisi lain lain kesadaran masyarakat juga masih rendah (semenjak covid 19 sangat susah menggerakkan masyarakat utk gotong royong) disisi lain Pemdes Pengastulan juga blm memiliki TPS 3R. Namun demikian sampah-sampah rumah tangga untuk saat ini msh dapat tertangani dengan baik oleh desa dengan membawanya ke TPA Pangkung Paruk walaupun dengan biaya operasional yang cukup tinggi.
Koordinasi terakhir dilaksanakan di Desa Banyupoh yg diterima langsung oleh Kepala Desa Banyupoh (Putu Sukarata). Beliau menyampaikan bahwa banjir yg terjadi di Desa Banyupoh terjadi pada saat musim tanam padi dimana aliran/irigasi dari sawah yg langsung disalurkan ke gorong-gorong mengalami penyumbatan sehingga sering menimbulkan banjir. Menyikapi hal tersebut pemdes Banyupoh dalam hal program antisipasi banjir telah dituangkan dalam RPJMDes utk menjadi rujukan arah kebijakan pembangun dan rencana kegiatan yang meliputi pelaksanaan pembangunan Desa Banyupoh
Dari hasil koordinasi dan sinkronisasi yang kami lakukan pada ketiga desa tersebut maka dapat kami simpulkan bahwa pihak pemerintah desa siap melakukan pembersihan secara rutin/berkala melalui program kegiatan bersih-bersih sungai/telajakan/gorong-gorong terutama pada sungai yang kotor yang berpotensi banjir saat musim hujan dan ketiga Perbekel tersebut siap melakukan koordinasi dan sinergitas terkait kebersihan lingkungan khususnya kegiatan bersih-bersih sungai kepada DLH melalui Bidang PPKLH.