Rabu, 22 Oktober 2025 Pengendali Dampak Lingkungan melaporkan kegiatan mengikuti peningkatan kapasitas bidang perlindungan dan pengelolaan mutu udara yang diselenggarakan oleh Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan–KLH/BPLH bertempat di Kabupaten Badung. Kegiatan dilaksanakan secara offline dan online dengan peserta dari seluruh Instansi/Dinas Lingkungan Hidup Provinsi/Kabupaten/Kota se-Bali Nusra, serta dibuka secara resmi oleh Direktur PPMU. Dalam kegiatan ini, peserta dibekali peningkatan kapasitas terkait pengisian indeks respon untuk langit biru melalui sistem SITALA, sosialisasi Permen LH Nomor 14 Tahun 2025 tentang Status dan Kondisi Lingkungan Hidup serta Respon terhadap Perubahan Lingkungan Hidup, dan Permen LH Nomor 7 Tahun 2025 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan. Selain itu, disampaikan pula penguatan pelaksanaan Program Langit Biru melalui penyediaan instrumen dan sumber daya pengendalian pencemaran udara, pemantauan kualitas udara ambien, penurunan beban emisi, pengawasan sumber emisi, serta publikasi data dan informasi kualitas udara. Program tersebut bertujuan untuk mengendalikan pencemaran udara dari berbagai kegiatan, menciptakan masyarakat sadar lingkungan, serta meningkatkan koordinasi antar lembaga terkait dalam pengendalian pencemaran udara.
Lebih lanjut, setiap Provinsi dan Kabupaten/Kota diminta segera melengkapi data isian Indeks Respon Langit Biru (IRLH) mengingat tingkat pengisian di wilayah Bali Nusra saat ini baru mencapai 64%. Adapun batas waktu pengisian IRLH sampai dengan 30 November 2025, verifikasi pada 1–25 Desember 2025, hasil penilaian pada 26 Desember 2025, masa sanggah pada 29 Desember 2025 hingga 2 Januari 2026, verifikasi sanggah pada 5–13 Januari 2026 dan pengumuman final penilaian pada 15 Januari 2026. Selain itu, telah dikembangkan perangkat Inventarisasi Emisi (IE) yang dapat diakses melalui tautan resmi untuk digunakan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dalam melakukan penginventarisasian emisi baik dari sumber bergerak maupun tidak bergerak di wilayah masing-masing. Dengan pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas serta akurasi data dalam mendukung upaya pengendalian pencemaran udara di daerah.