Giat DLH
Sumber : prokomsetda.buleleng.go.id
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Buleleng, Bali akan melakukan vaksinasi secara masif di daerah padat penduduk dan mobilitasnya tinggi. Ini dilakukan untuk mencapai target sasaran vaksinasi.
Hal itu disampaikan Wakil Bupati yang juga Wakil Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng I Nyoman Sutjidra saat ditemui usai mengikuti Rapat Koordinasi Percepatan Vaksinasi dan Penanganan Covid-19 di Gedung Jaya Sabha, Denpasar, Rabu (23/6).
Sutjidra menjelaskan vaksinasi di Buleleng dilakukan dengan berbasis tuntas di desa dan kecamatan. Skala prioritasnya adalah kecamatan yang memang penduduknya padat. Selain itu, masyarakat di kecamatan tersebut mobilitasnya tinggi. Tentunya disesuaikan dengan jatah vaksin yang diterima mengingat prioritas vaksinasi Covid-19 di Bali masih di Denpasar, Gianyar dan Tabanan. “Dengan adanya arahan dan penekanan minimal 70 persen, kita akan mengejar dalam minggu-minggu ini,” jelasnya.
Untuk mencapai target tersebut, pelaksanaan vaksinasi di Buleleng juga didukung oleh tenaga kesehatan dari Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, tenaga kesehatan dari TNI dan Polri. Tenaga kesehatan dari kepolisian yang mendukung vaksinasi di Buleleng rata bisa memvaksin 700 sampai 900 orang per hari per satu tempat. Sedangkan, sebanyak 29 tim juga dimiliki oleh Buleleng. Kalau misalkan 29 tim ini minimal 500 orang yang divaksin berarti ada sekitar 15 ribu yang divaksin per harinya. “Dan ini yang kita targetkan. Untuk itu, Pak Sekda dengan seluruh jajaran kecamatan dan desa akan melakukan koordinasi. Kita akan berbasis pada desa. Desa mana yang masih belum mencapai target 70 persen dari masyarakatnya belum terimunisasi,” ucap Sutjidra.
Sementara itu, ditemui di tempat berbeda, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 yang juga Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana saat disinggung mengenai pembatasan aktivitas mengatakan, dirinya masih menunggu hasil rapat koordinasi di Jaya Sabha. Jika memang Gubernur menginstruksikan adanya pembatasan aktivitas, Satgas di Buleleng akan mengikuti. Walaupun kasus di Buleleng belum terlalu tinggi. Ini untuk mencegah peningkatan kasus. “Setelah kita mengetahui hasil rapat koordinasi dengan Gubernur di Jaya Sabha, kita akan melakukan langkah-langkah yang lebih ketat lagi. Tapi sekali lagi, kita tunggu dulu hasil rapat hari ini yang dilakukan di Denpasar,” kata dia.
Mobilitas masyarakat yang tinggi menjadi perhatian dari pemerintah. Dengan adanya peningkatan kasus di kabupaten yang bertetangga dengan Buleleng, dikhawatirkan juga akan berdampak. Dikarenakan mobilitas susah untuk diantisipasi. “Itu yang menjadi perhatian kita. Kalau anggaran sudah tinggal refocusing saja,” tutup Agus Suradnyana. (dra)