Tim Penyuluh Lingkungan Hidup melakukan monitoring dan evaluasi pengelolaan sampah di dua fasilitas pengelolaan sampah,yaitu TPS3R Kertajana, Desa Sambirenteng dan TPS3R Gunung Sari Mas, Desa Bulian. Kunjungan ke TPS3R Kertajana Komang Agus Swastika selaku Perbekel yang didampingi I Made Setiawan selaku Sekretaris Desa. TPS3R Kertajana berdiri tahun 2012 dan masih aktif mengelola sampah, hanya saja karena kondisi TPS3R yang overload serta insiden kebakaran menyebabkan pemilahan sampah untuk sementara dihentikan dan dipindahkan ke tempat lain. Swastika menyatakan bahwa pengangkutan sampah di desa tetap berjalan, dengan petugas yang bekerja sebanyak 6 orang, dengan 1 unit armada roda empat. Pemerintah desa sendiri sedang mengupayakan pengosongan sampah di TPS3R secara bertahap dengan melakukan pembuangan sampah ke TPA Bengkala. "Volume sampah yang diangkut dalam 1 hari mencapai 6 m3, pemerintah desa saat ini mewajibkan kepada seluruh masyarakat, sekolah, dan pelaku usaha untuk wajib melakukan pemilahan sampah dari sumber, selain itu melarang masyarakat membuang sampah organik ke TPS 3R, petugas hanya menerima sampah anorganik, untuk mengantisipasi kembali penuhnya TPS3R serta mengajak peran serta masyarakat", tambahnya.
Kendala yang dihadapi yakni sarana dan prasarana yang perlu perbaikan, keterbatasan daya tampung TPS 3R dibandingkan volume sampah yang masuk, minimnya peran serta masyarakat dalam pemilahan sampah dari sumber. "Pemerintah desa menyatakan akan secara bertahap melakukan pengelolaan sampah di desa, mulai dari pengosongan sampah di TPS 3R, adendum isi perdes, sosialisasi kepada masyarakat, melakukan sinergi dengan investor serta akan melakukan sinergi dengan desa adat dalam pengelolaan sampah", tutupnya.
Kunjungan kedua dilakukan di TPS 3R Gunung Sari Mas yang diterima oleh I Made Sudirsa selaku Perbekel didampingi I Kadek Hermawan selaku Ketua Bumdes. Kondisi pengelolaan sampah di TPS 3R sudah aktif beroperasi, dimana sebelumnya sempat mengalami penurunan aktivitas operasional selama beberapa tahun, untuk saat ini pengelolaan sampah dikelola melalui Bumdes. Sudirsa menyatakan bahwa volume sampah yang diangkut dalam sehari mencapai 3 m3, dengan melayani pengangkutan ke 150 pelanggan di lima dusun yang ada. Sarana yang dimiliki yakni 1 unit armada roda empat, 1 unit armada roda tiga (rusak), 1 unit mesin pencacah, 1 unit mesin pengayak. Pihak bumdes berencana menambah mesin pencacah plastik, yang nantinya digunakan untuk membuat sampah plastik menjadi blok paving. Pengelolaan sampah di TPS 3R sudah berjalan dengan baik, pihak pengelola mengolah sampah organik menjadi kompos, stok kompos sampai bulan ini mencapai 2 ton, sedangkan untuk sampah anorganik dipilah dan dijual kepada pengepul lokal. "Pemerintah desa dan bumdes sudah sepakat pada tahun 2025 Bumdes sudah mandiri mengelola sampah di TPS 3R, dengan tidak menerima subsidi anggaran dari pemerintah desa. Pihak bumdes sendiri optimis mampu mandiri mengelola TPS 3R tanpa subsidi anggaran dari pemerintah desa, mengingat pada tahun sebelumnya bumdes mampu mencatatkan keuntungan yang tinggi dari unit-unit usahanya" pungkasnya. (14/5/2025)