(0362) 3302024
dlh@bulelengkab.go.id
Dinas Lingkungan Hidup

PERLU DIKURANGI, LIMBAH B3 YANG ADA DI SEKITAR

Admin dlh | 29 Maret 2022 | 5475 kali

PERLU DIKURANGI, LIMBAH B3 YANG ADA DI SEKITAR

Oleh:

Made Erna Wintari, SH

 

Limbah B3 dapat diartikan sebagai suatu buangan atau limbah yang sifat dan konsentrasinya mengandung zat yang beracun dan berbahaya. Karena keberadaannya menggangu, penting untuk memahami jenis limbah B3 yang ternyata sering dijumpai. Limbah B3 merupakan singkatan dari Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia, merusak lingkungan, dan mengancam kelangsungan hidup manusia serta organisme lainnya.

Bahan-bahan yang termasuk limbah B3 apabila memiliki salah satu atau lebih karaktersitik seperti mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain yang apabila diuji dengan toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3. Karakteristik limbah B3 berdasarkan PP No. 6 Tahun 2014 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Pasal 4 (2) adalah mudah meledak, mudah menyala, reaktif, infeksius, korosif, dan beracun. Limbah B3 tidak hanya dihasilkan dari kegiatan industri saja, melainkan kegiatan rumah tangga juga menghasilkan beberapa limbah jenis ini. Beberapa contoh limbah B3 yang dihasilkan rumah tangga domestik seperti bekas pengharum ruangan, pemutih pakaian, deterjen pakaian, pembersih kamar mandi, pembersih kaca atau jendela, pembersih lantai, dan lain sebagainya.

Berdasarkan sumbernya, jenis limbah B3 dibedakan menjadi tiga jenis. Berikut penjelasan dari masing-masing jenis limbah B3:

A.    Limbah B3 dari Sumber Spesifik

Jenis limbah B3 ini merupakan limbah yang berasal dari proses suatu industri atau kegiatan utama. Pelarut terhalogenasi misalnya metilen klorida, klorobenzena, dan lain-lain. Sedangkan pelarut yang tidak terhalogenasi seperti aseton, toluene, nitrobenzene, dan lain-lain. Asam atau basa seperti asam fosfat, asam sulfat, natrium hidroksida, dan lain-lain.

B.     Limbah B3 dari Sumber Tidak Spesifik

Jenis limbah B3 berikutnya adalah limbah B3 dari sumber tidak spesifik. Limbah ini tidak berasal dari proses utama, melainkan dari kegiatan pemeliharaan alat, inhibitor korosi, pelarutan kerak, pencucian, pengemasan, dan lain-lain. Contoh dari sumber tidak spesifik seperti aki bekas, limbah laboratorium yang mengandung B3, kemasan bekas B3, dan lain-lain.

C.    Limbah B3 Kedaluwarsa

Jenis limbah B3 terakhir adalah berasal dari sumber lain. Limbah ini berasal dari sumber yang tidak diduga, misalnya produk kedaluwarsa, sisa kemasan, tumpahan, dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.


Di dalam kehidupan sehari-hari, tanpa disadari ternyata sering berinteraksi dengan barang-barang yang mengandung bahan kimia. Ternyata limbah B3 juga terkandung pada beberapa barang sehari-hari yang sering kamu gunakan. Berikut ini ada beberapa contoh limbah B3 yang sering ditemukan di sekitar, antara lain:

1.      Baterai Bekas

Baterai bekas merupakan salah satu contoh limbah B3 yang sering dijumpai. Tanpa disadari, kandungan bahan kimia didalamnya dapat berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Baterai bekas dianggap sebagai salah satu limbah B3 karena mengandung berbagai logam berat seperti merkuri, nikel, timbal, kadmium, dan lithium. Nah, agar tidak mencemari  lingkungan dan menganggu kesehatan manusia, sebaiknya baterai bekas tidak dibuang di pembuangan sampah umum.

2.      Detergen

Penggunaan bahan-bahan kimia pada detergen bisa berbahaya untuk kelangsungan hidup manusia beserta lingkungan. Bahan kimia yang terdapat pada detergen biasanya seperti surfaktan, builder, filler, dan aditif. Detergen bisa mencemari lingkungan melalui busa yang dibuang melalui saluran air. Busa detergen yang tidak mudah hilang ini bisa membuat kontak air dan udara menjadi terbatas. Kondisi inilah yang bisa menyebabkan organisme yang ada di dalam air mati karena kekurangan oksigen. Selain itu, bahan surfaktan yang terdapat dalam detergen juga menimbulkan kulit menjadi kasar.

3.      Aki Kendaraan

Aki kendaraan bermotor mengandung H2SO4 bisa berbahaya bagi manusia. Nah, apabila air aki mengenai kulit maka dapat menyebabkan gatal-gatal. Jika terkena logam maka dapat menyebabkan korosi dan air aki juga dapat merusak cat mobil.

4.      Hairspray

Hairspray juga mengandung bahan kimia berbahaya yaitu polyvinylpyrrolidone yang dimana memiliki fungsi untuk mengeraskan rambut, polymer calledpolydimethylsiloxane yang membuat rambut terangkat lebih lama dan pytocalcious yang dapat meningkatkan jumlah mineral dalam akar rambut sehingga rambut menjadi kaku.

5.      Obat Nyamuk

Obat nyamuk juga mengandung bahan-bahan kimai berbahaya. Di dalam obat nyamuk mengandung dichlorovynil dimethyl phosfat (DDVP), prpooxur (karbamat), dan diethyltoluamide yang merupakan jenis insektisida pembunuh serangga. Risiko yang dapat dialami jika menggunakan obat nyamuk bakar adalah asapnya yang dihirup, sedangkan pada obat nyamuk cair memiliki dosis yang lebih kecil karena cairan yang dikeluarkan diubah menjadi gas.