(0362) 3302024
dlh@bulelengkab.go.id
Dinas Lingkungan Hidup

KOMUNITAS KAYOMAN TANAM RATUSAN POHON DI KAYUAN MAYUNG PERINGATI HARI AIR SEDUNIA 2025

Admin dlh | 20 Maret 2025 | 154 kali

KOMUNITAS KAYOMAN TANAM RATUSAN POHON DI KAYUAN MAYUNG PERINGATI HARI AIR SEDUNIA 2025

Oleh:

Komunitas Kayoman Pedawa

 

Serangkaian peringatan Hari Air Sedunia Tahun 2025 yang diperingati setiap tanggal 22 Maret, Komunitas Kayoman Pedawa gelar aksi tanam ratusan pohon di Kayuan Mayung Dusin Insakan Desa Pedawa Kecamatan Banjar, Rabu, 19 Maret 2025. Kayoman Pedawa merupakan komunitas penggiat lingkungan dalam bidang konservasi sumber mata air yang sudah berdiri sejak 6 Desember 2016. Aksi penanaman ini merupakan kegiatan kolaboratif lanjutan yang ke-3 antara Prodi Pendidikan Bahasa Jepang, Iwate University dan Kayoman Pedawa yang didukung penuh oleh The Greenery Fund (Midori no Bokin) dan Asia Environmental Alliance. Aksi yang pertama dilakukan pada bulan Maret 2023 di Kayuan Gelunggang, sedangkan yang kedua dilakukan pada bulan Maret 2024 di Kayuan Sukajati. Penanaman di Kayuan Mayung kali ini melibatkan lebih dari 50 Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang (PBJ) Undiksha, Komunitas Bersih-Bersih Bali, Babinsa, Babinkamtibmas, tokoh masyarakat dan Iwate University.

Kolaborasi Undiksha dan Iwate University rutin dilakukan setiap tahun dengan mengadakan kerjasama internasional untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa saling bertukar pikiran dan pandangan tentang fenomena lingkungan, pendidikan, dan sosial lainnya. Kegiatan kolaborasi kedua universitas ini dilakukan dalam dua pendekatan besar yakni, kolaborasi akademik dan non akademik, kolaborasi akademik dilakukan dengan cara diskusi dan presentasi, dimana mahasiswa dari kedua belah pihak diberi kesempatan untuk mempresentasikan satu fenomena tertentu utamanya yang menyangkut lingkungan, sosial, dan budaya. Kolabirasi non akademik dilakukan dengan aksi nyata penanaman pohon di Kayuan Mayung Desa Pedawa.

Aksi ini merupakan kelanjutan dari kerja cerdas mahasiswa kedua universitas dalam menyikapi fenomena air yang ada di Desa Pedawa. Berdasarkan kajian dari Perkumpulan Wanayana Kayoman Pedawa (selanjutnya hanya disebut Kayoman), bersama Profauna Foundation, menemukan bahwa setidaknya terdapat 85 titik sumber air di Desa Pedawa, akan tetapi hanya 10 persen asumber air yang mengairkan air yang bagus pada saat musim kemarau. Sumber-sumber air di Desa Pedawa mengalami penurunan debit air dan bahkan kering pada musim kemarau. Hal ini disebabkan oleh penebangan akibat alih fungsi lahan yang sangat massif untuk pembukaan lahan pertanian dan perkebunan. Oleh karena itu Kayoman Pedawa berkomitmen untuk menjaga dan mengembalikan sumber-sumber air yang ada di Desa Pedawa.

Desa Pedawa merupakan salah satu desa tua (Desa Bali Aga) yang memiliki budaya unik dalam penggunaan air untuk sarana ritual adat. Setidaknya, menurut hasil kajian dari Sekolah Adat Manik Empul, terdapat 33 jenis air suci yang digunakan dalam ritual upacara adat yang dilaksanakan di Desa Pedawa.

Kayoman sudah berkegiatan dalam pelestarian air sejak tahun 2016. Komunitas ini didirikan oleh I Wayan Sadyana, I Made Suisen, dan Putu Yuli Supriyandana pada tanggal 6 Desember 2016. Hingga saat ini, komunitas ini terus secara konsistem melakukan konservasi pada sumber-sumber air yang ada di Desa Pedawa. Aksi di Kayuan Mayung kali ini dilakukan penanaman sebanyak 300 pohon yang terdiri dari jenis Pohon Aa, Nangka, Bunut, Gintungan,  Beringin, Aren, Majagau, Kayu Tanah, Kayu Ketapang,  Kayu Apuh, dan Cempaka. Selain melalui aksi nyata berupa penanaman pohon, kegiatan penyedaran tentang lingkungan dan air juga dilakukan dengan metode edukasi bekerjasama dengan Pondok Literasi Sabih dan Sekolah Adat Manik Empul Desa Adat Pedawa. Kayoman juga membuat film-film pendek bertemakan lingkungan untuk melindungi satwa dan air.

Penasehat Kayoman Pedawa, sekaligus Dosen PBJ Undiksha, mengatakan bahwa tujuan kegiatan kolaborasi ini adalah untuk membangun kesadaran lingkungan pada mahasiswa, pemuda dan masyarakat Desa pedawa. Dengan kegiatan ini diharapkan anak-anak muda Pedawa semakin melihat lagi kondisi diri dan lingkungan desanya. Bagi mahasiswa kegiatan untuk mematik mereka bahwa kompetensi mahasiswa bukan hanya nilai akademik semata, tepai juga kepekaan mereka terhadap lingkungan sekitar. Selain itu, kegiatan ini menumbuhkan pemahakan lintas budaya kedua beliah pihak (Indonesia dan Jepang). Namun demikian secara praktis kegiatan ini bertalian erat dengan program konservasi air yang ada di Desa Pedawa.