(0362) 3302024
dlh@bulelengkab.go.id
Dinas Lingkungan Hidup

KURMICO (KURSI MINI ECOBRICK): INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH ANORGANIK MENUJU LINGKUNGAN BERSIH DAN BERKELANJUTAN

Admin dlh | 30 September 2024 | 610 kali

KURMICO (KURSI MINI ECOBRICK):

INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH ANORGANIK MENUJU

LINGKUNGAN BERSIH DAN BERKELANJUTAN

 

Oleh :

 

Luh Dewi Antari

 

(Mahasiswa Magang Undiksha Tahun 2024)

 

 

Saat ini, salah satu masalah terbesar yang kita hadapi adalah persoalan sampah plastik yang belum bisa teratasi. Penanganan yang kurang tepat dan tidak efektif menyebabkan berbagai kerugian bagi lingkungan. Sampah plastik, sangat sulit diuraikan oleh alam, bahkan ada yang tidak bisa terurai sama sekali. Karena itulah, diperlukan teknologi canggih untuk mengimbangi jumlah sampah plastik yang terus meningkat.

Sampah plastik adalah jenis sampah anorganik yang paling banyak ditemukan di masyarakat. Pada tahun 2008, produksi sampah plastik dari kemasan mencapai 925.000 ton, dan sekitar 80% di antaranya berpotensi menjadi sampah berbahaya bagi lingkungan. Karena jumlahnya yang sangat besar, penting untuk memanfaatkan sampah plastik ini menjadi produk kreatif yang lebih berguna dan bermanfaat (Mirdas dkk, 2021).

Dari masalah tersebut mendorong kami dengan rasa kepedulian tinggi untuk mengurangi masalah sampah. Sebagai mahasiswa Undiksha yang melaksanakan KKN di Desa Yangapi, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli terinspirasi untuk mengolah sampah plastik menjadi produk atau kerajinan berupa stool dari ecobrick yang bermanfaat dan memiliki nilai guna.

Ecobrick adalah metode pengelolaan limbah plastik dengan mengemas plastik yang telah dibersihkan dan dikeringkan ke dalam botol plastik hingga mencapai tingkat kepadatan tertentu.  Kegiatan pembuatan ecobrick yang dilaksanakan untuk murid-murid SD di Desa Yangapi khusus untuk SD 6 yang dilatarbelakangi oleh kebutuhan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan anak-anak usia sekolah dasar. Sampah plastik menjadi salah satu permasalahan lingkungan yang signifikan, dan ecobrick menawarkan solusi kreatif untuk mengatasi masalah tersebut. Melalui kegiatan ini, murid-murid diajak untuk memahami pentingnya pengelolaan sampah dan didorong untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan. Langkah-langkah pembuatan ecobrick sangat sederhana. Pertama, sampah plastik dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam botol plastik hingga penuh sehingga mencapai kerapatan dan kekuatan yang menyerupai batu bata. Setelah ecobrick terkumpul dalam jumlah banyak, langkah berikutnya adalah membentuk ecobrick menjadi barang-barang yang memiliki nilai guna dan nilai jual, seperti kursi. Program ini dipandang mampu menginternalisasikan nilai-nilai ecopreneurship sejak dini sebagai langkah preventif dan kuratif terhadap permasalahan darurat sampah di Indonesia. Sosialisasi ini diharapkan mampu menjadi alternatif bagi anak-anak dalam mengembangkan program yang berkelanjutan dan bermanfaat.

 

Sumber:

-        KKN Undiksha di Desa Yangapi 2024

-    https://untidar.ac.id/kumico-kursi-mini-ecobrick-karya-mahasiswa-untidar-lolos-program-pembinaan-mahasiswa-wirausaha-direktorat-belmawa-ditjen-diktiristek-solusi-meminimalisir-permasalahan-sampah-anorganik/