KURMICO (KURSI MINI
ECOBRICK):
INOVASI PENGELOLAAN
SAMPAH ANORGANIK MENUJU
LINGKUNGAN BERSIH
DAN BERKELANJUTAN
Oleh :
Luh
Dewi Antari
(Mahasiswa Magang Undiksha Tahun 2024)
Saat ini, salah satu masalah terbesar yang kita hadapi adalah persoalan
sampah plastik yang belum bisa teratasi. Penanganan yang kurang tepat dan tidak
efektif menyebabkan berbagai kerugian bagi lingkungan. Sampah plastik, sangat
sulit diuraikan oleh alam, bahkan ada yang tidak bisa terurai sama sekali.
Karena itulah, diperlukan teknologi canggih untuk mengimbangi jumlah sampah
plastik yang terus meningkat.
Sampah plastik adalah jenis sampah anorganik yang paling banyak ditemukan
di masyarakat. Pada tahun 2008, produksi sampah plastik dari kemasan mencapai
925.000 ton, dan sekitar 80% di antaranya berpotensi menjadi sampah berbahaya
bagi lingkungan. Karena jumlahnya yang sangat besar, penting untuk memanfaatkan
sampah plastik ini menjadi produk kreatif yang lebih berguna dan bermanfaat (Mirdas dkk, 2021).
Dari masalah tersebut mendorong kami dengan rasa kepedulian tinggi untuk
mengurangi masalah sampah. Sebagai mahasiswa Undiksha yang melaksanakan KKN di
Desa Yangapi, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli terinspirasi untuk mengolah
sampah plastik menjadi produk atau kerajinan berupa stool dari ecobrick
yang bermanfaat dan memiliki nilai guna.
Ecobrick
adalah metode pengelolaan limbah plastik dengan mengemas plastik yang telah
dibersihkan dan dikeringkan ke dalam botol plastik hingga mencapai tingkat
kepadatan tertentu. Kegiatan pembuatan ecobrick yang dilaksanakan untuk murid-murid SD di Desa Yangapi
khusus untuk SD 6 yang dilatarbelakangi oleh kebutuhan untuk meningkatkan
kesadaran lingkungan di kalangan anak-anak usia sekolah dasar. Sampah plastik
menjadi salah satu permasalahan lingkungan yang signifikan, dan ecobrick menawarkan solusi kreatif untuk
mengatasi masalah tersebut. Melalui kegiatan ini, murid-murid diajak untuk
memahami pentingnya pengelolaan sampah dan didorong untuk berpartisipasi aktif
dalam menjaga kebersihan lingkungan. Langkah-langkah pembuatan ecobrick sangat sederhana. Pertama,
sampah plastik dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam botol plastik hingga penuh
sehingga mencapai kerapatan dan kekuatan yang menyerupai batu bata. Setelah ecobrick terkumpul dalam jumlah banyak,
langkah berikutnya adalah membentuk ecobrick
menjadi barang-barang yang memiliki nilai guna dan nilai jual, seperti kursi.
Program ini dipandang mampu menginternalisasikan nilai-nilai ecopreneurship sejak dini sebagai
langkah preventif dan kuratif terhadap permasalahan darurat sampah di
Indonesia. Sosialisasi ini diharapkan mampu menjadi alternatif bagi anak-anak
dalam mengembangkan program yang berkelanjutan dan bermanfaat.
Sumber:
- KKN
Undiksha di Desa Yangapi 2024