TRANSPLANTASI TERUMBU KARANG DENGAN MEDIA KARANG MEJA DI DESA BONDALEM, KECAMATAN TEJAKULA
Oleh:
Komang
Nila Yanti, SE
Luas terumbu karang Indonesia mencapai 284,3 ribu kilometer persegi, atau
setara dengan 18% dari terumbu karang yang ada di seluruh dunia. Hal ini
menandakan Bangsa Indonesia memiliki potensi kekayaan laut yang relatif cukup
besar, sejalan dengan pernyataan United Nations Environmental Programme (UNEP) atau Program Lingkungan
Perserikatan Bangsa-Bangsa, bahwa Indonesia adalah negara dengan megadiversity
atau salah satu negara yang memiliki sumber daya keanekaragaman hayati terbesar
di dunia, baik sumber daya alam darat, laut, maupun udara. Secara ilmiah, terumbu
karang merupakan habitat berbagai biota laut dengan produktivitas dan
keanekaragamannya yang tinggi. Terumbu karang dan segala kehidupan yang ada di
dalamnya merupakan salah satu kekayaan alam Indonesia dengan potensi terumbu
karang yang cukup besar. Keberadaan terumbu karang di Indonesia, saat ini tengah
mendapatkan tekanan berat akibat pengelolaan lingkungan yang kurang bijak
sebagai akibat dari aktivitas manusia di darat maupun di laut (Suharsono ( 1995
dalam Tuwo, 2011)
Salah satu bentuk pemanfaatan sumberdaya laut yang tidak ramah lingkungan
adalah dengan pencarian ikan menggunakan racun (Potasium sianida) dan
bahan peledak. Selain merusak populasi ikan tetapi juga memusnahkan habitatnya,
yaitu terumbu karang. Kegiatan penangkapan yang berlebihan (Overfishing),
pembangunan di Pesisir Pantai yang dapat menghalangi masuknya cahaya matahari
ke dalam laut, penebangan hutan mangrove, pengambilan terumbu karang secara
ilegal serta proses sedimentasi dan pencemaran limbah, juga merupakan penyebab
tekanan terhadap wilayah perairan laut yang mudah ditemukan di kehidupan
sehari-hari.
Tekanan-tekanan terhadap sumber daya laut haruslah dihentikan, dan diganti
dengan upaya-upaya pengelolaan sumber daya laut yang ramah lingkungan. Berbagai
upaya dapat dan telah dilakukan untuk mencegah degradasi serta memulihkan ekosistem
terumbu karang di Indonesia. Salah satu yang dilakukan di Desa Bondalem,
Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, adalah dengan cara “Transplantasi
Karang” (Coral Transplantation) dengan
Media Karang Meja.
Karang meja merupakan media transplantasi karang yang cukup sederhana
dengan berbahan dasar pasir, coral, dan semen yang pertama kali digunakan di
daerah Desa Bondalem karena media ini tidak terlalu rumit dan tidak memerlukan
banyak biaya. Struktur karang meja berbentuk kubus yang dirancang seluas 12 x 12
meter dan dirakit sedemikian rupa sehingga memberikan perlindungan yang aman
bagi ikan-ikan kecil pada tahap pertama perkembangan terumbu karang. Oleh
karena itu, strukturnya kompleks dengan lubang kecil 6 x 6 cm dan banyak celah.
Struktur karang meja yang terpasang dalam beberapa bulan terumbu karang yang rusak
akan tumbuh dan berkembang dengan pemeliharaan yang baik serta terumbu karang
akan tumbuh melebihi struktur dalam waktu 5 - 10 tahun.
Program ini diharapkan menjadi langkah awal dalam pemulihan ekosistem
terumbu karang dan membuka wawasan bagi masyarakat pantai Desa Bondalem akan
pentingnya rehabilitasi habitat untuk mendukung pulih dan sehatnya biota laut.
Pengelolaan sumber daya hayati perairan yang ramah lingkungan, pada gilirannya
akan mendukung upaya pelestarian alam di Kabupaten Buleleng dan kemudian
mendukung upaya peningkatan perekonomian masyarakat.
Sumber:
Iqbal M, Indrajayanti M, Syaifullah dan Hartati. 2020. Pelatihan pembuatan media transplantasi karang untuk pelestarian laut. https://rri.co.id/gunung-sitoli/dinamika/1176223/pelatihan-pembuatan-media-transplantasi-karang-untuk-pelestarian-laut (Diakses 3 Oktober 2022).
https://dlh.semarangkota.go.id/7-penyebab-rusaknya-terumbu-karang/ (Diakses 6 Oktober 2022)