Singaraja, Tumpukan sampah dan limbah Rumah tangga yang mengendap di dasar sungai membuat air di Tukad Buleleng menjadi Hitam Pekat. Muspika Buleleng berserta masyarakat Kampung Kajanan gotong royong untuk mengangkut sampah dari sungai.
Permasalahan sampah Tak habis-habis. Ditengah-tengah gencarnya wacana pelestarian lingkungan Dan kebersihan saluran air, masih terdapat sungai dengan tumpukan sampah yang menggunung hingga mengendap di dasar sungai. Begitu juga dengan adanya Peraturan Gubernur Nomor 97 tahun 2018 tentang Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai, nyatanya tak membuat masyarakat sadar akan kondisi lingkungan sekitar Dan dampak yang ditimbulkan. Sampah-sampah itu kebanyakan sampah plastik dari limbah Rumah tangga. Minimnya kesadaran masyarakat dan solusi permasalahan sampah menjadi kendala. Kurang terawatnya sungai Buleleng atau Tukad Buleleng hingga membuat air sungai Hitam pekat membuat Camat Buleleng beserta jajaran Dan warga di Kelurahan Kampung Kajanan, Senin (08/10) bergotongroyong membersihkan sungai Buleleng. Pemandangan sampah yang bergelimangan serta bau menyengat sangat membuat tidak nyaman. Satu persatu sampah dikais dan diangkat dari sungai. Upaya pembersihan yang dilakukan itu tak cukup untuk menormalisasi sungai hingga kondisi sungai benar-benar bersih. Perlu adanya sinergi dari semua pihak serta kesadaran individu untuk peduli terhadap kondisi dan dampak yang ditimbulkan dari sampah-sampah itu.
Ditemui disela-sela kegiatan Camat Buleleng Gede Dody Sukma Oktiva Askara menjelaskan, permasalahan sampah memang menjadi permasalahan yang cukup pelik. Untuk itu perlu adanya koordinasi dan komunikasi dengan warga yang bermukim di bantaran sungai untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat.
Camat Dody menambahkan, kedepan akan dibuat inovasi kereta sampah yang bisa menjangkau ke dalam permukiman penduduk untuk mengangkut sampah-sampah hasil limbah Rumah tangga. Sebab, truk sampah atau motor sampah yang Ada selama ini tidak mampu menjangkau hingga ke dalam permukiman.
Sementara itu, Lurah Kampung Kajanan Agus Murjani mengatakan, kendala utama yang dihadapi yakni tempat penampungan sampah Dan titik penempatan kontainer sampah. Pihak Kelurahan bersama masyarakat setempat juga Akan berupaya melakukan penanganan terhadap permasalahan sampah dengan membentuk bank sampah. “Kita semua upayakan seperti tong sampah, gerobaknya, termasuk juga ini menyangkut memperkerjakan orang berarti secara operasional harus ada kompensasi dan nafkahnya sehingga dari distribusi itu kita minta ke masyarakat dan kumpulkan di Bank sampah,”jelasnya.(dyn/ags)
*GUNTURFM_MAGIZEINE