(0362) 3302024
dlh@bulelengkab.go.id
Dinas Lingkungan Hidup

BAHAYA SAMPAH PLASTIK

Admin dlh | 03 Juli 2019 | 1257 kali

Giat DLH

Hasil uji laboratorium yang dilakukan peneliti Ecoton Andreas Agus Kristanto Nugroho atas sampel dari 11 saluran pembuangan pabrik kertas dan plastik di sepanjang sungai di Surabaya menemukan adanya partikel mikroplastik di dalam air. Terdapat banyak serpihan mikroplastik yang dominan per mililiter sampel air sungai, rata-rata di bawah jumlah yang disepakati di berbagai jurnal ilmiah.

Kepada VOA Indonesia, Andreas menyebutkan bahwa partikel mikroplastik sangat berbahaya bagi makhluk hidup yang secara langsung maupun tidak langsung hidup di air yang terkontaminasi mikroplastik. Mikroplastik dapat menjadi transporter bagi limbah beracun dan zat berbahaya lainnya.

Dari 168 ikan yang diteliti dengan dibedah lambungnya, ditemukan mikroplastik di lambung semua jenis ikan yang diteliti. Karena plastik tidak akan hancur ketika dicerna oleh makhluk hidup, itu akan mengikat bahan-bahan lain yang dari limbah dan racun yang ada di perairan sehingga akhirnya masuk ke saluran pencernaan makhluk hidup terutama ikan.

Selain mencemari organisme laut, fenomena pencemaran plastik di laut juga mengancam manusia. Dua penelitian terpisah yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Hasanuddin Makassar dan Pusat Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menemukan kandungan mikroplastik pada garam dan ikan di Indonesia. Terdapat 10-20 partikel mikroplastik yang ditemukan per kilogram garam.

Kepada Kompas, peneliti kimia laut dan ekotoksikologi Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Reza Cordova menyatakan telah melakukan penelitian kandungan mikroplastik pada garam di beberapa tambak di daerah pantai utara Jawa, meliputi Pati, Kudus, Demak, dan Rembang. Sebelumnya, penelitian organisasi jurnalisme Orb Media dan State University of New York menemukan bahwa dua merk asal Indonesia termasuk dalam 11 merk air dalam kemasan yang telah tercemar mikroplastik.

Dampak lainnya disebabkan oleh penggunaan bahan bakar plastik di pabrik, yang konon jauh lebih murah daripada bahan bakar kayu. Di sebuah pabrik tahu di Tropodo, jawa Timur, misalnya, dilaporkan bahwa asap hitam pekat pembakaran yang keluar dari cerobong asap dapat menimbulkan gangguan tenggorokan, mata pedih, sedap menyelimuti lingkungan dengan abu dan bau tak sedap. Para penghuni area tersebut, terutama anak-anak yang rentan, juga terpapar risiko gangguan pernapasan seperti batuk.

Upaya penanggulangan

Prigi dari Ecoton menegaskan bahwa pihaknya akan mengirimkan surat kepada kementerian terkait agar memperhatikan ancaman bahaya sampah plastik bagi kelestarian lingkungan hidup. Dinukil dari VOA Indonesia, Prigi menyebutkan surat Menteri Perindustrian kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tertanggal 1 November 2018 yang meminta rekomendasi dibukanya impor plastik, serta persiapan sejumlah pabrik kertas meningkatkan kapasitas mesin industrinya, yang jelas merupakan indikasi masuknya sampah plastik impor ke Indonesia.

Ecoton telah menyerukan Menteri Perindustrian agar memberikan sanksi kepada industri, khususnya daftar 11 industri di Jawa Timur yang diduga melakukan impor ilegal, tidak hanya kertas tapi juga plastik. Prigi juga menyurati Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk berhenti mengimpor sampah plastik, kemudian Menteri Keuangan terkait dengan Bea Cukai. Prigi telah mencurigai adanya kebocoran pengawasan sehingga ratusan kontainer sampah plastik impor dari Amerika dan Inggris dapat lolos ke Indonesia.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun dan Berbahaya KLHK Sayid Muhadhar menjelaskan kepada Detik News mengenai masuknya sampah impor ke Indonesia. Hal itu terungkap berkat kecurigaan petugas Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur mengenai keberadaan kontainer mencurigakan, yang lantas diarahkan ke jalur khusus untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Kelima kontainer itu diketahui merupakan milik PT Adiprima Suraprinta. Berdasarkan izin yang dimiliki importir dan Pemberitahuan Impor Barang (PIB), kontainer itu dinyatakan berupa scrap kertas sehingga sesuai dengan Peraturan Kementerian Perdagangan. Menurut aturan, scrap kertas hanya boleh masuk dalam kondisi bersih, tidak terkontaminasi limbah B3, dan tidak tercampur sampah. Faktanya, isi kontainer itu bukan hanya scrap kertas belaka.

Sayid menuturkan bahwa dalam pemeriksaan bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, kelima kontainer tersebut ternyata berisi sejumlah besar limbah lainnya, antara lain sepatu, kayu, popok bekas pakai, kain, kemasan makanan dan minuman, dan scrap plastik. Kelima kontainer berisi sampah itu kemudian dikirimkan balik ke Amerika Serikat lewat Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur untuk reekspor sejak hari Kamis (13/6).