(0362) 3302024
dlh@bulelengkab.go.id
Dinas Lingkungan Hidup

PENGELOLAAN TUKAD BANYUMALA MENUJU DESTINASI WISATA SUNGAI DI KABUPATEN BULELENG MELALUI MODEL PEMBANGUNAN PARTISIPATORIS

Admin dlh | 29 Januari 2020 | 912 kali

 Giat DLH

Salah satu sumber daya air yang memiliki arti penting bagi kehidupan masyarakat dan memiliki dimensi pemanfaatan yang luas adalah sungai. Sungai adalah salah satu bentuk dari suatu ekosistem perairan terbuka yang mengalir dari hulu ke hilir, yang juga merupakan habitat dari berbagai mahkluk hidup. Kondisi yang ada di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang ada disekitarnya.

Beberapa aktivitas wisata sungai yang nantinya dapat dilakukan di area sungai adalah :

  1. Berperahu atau berkano (canoeing); yaitu berwisata dengan menggunakan perahu-perahu kecil mengelilingi sungai untuk menikmati pemandangan alam sambil melihat budaya masyarakat yang tinggal disekitar Tukad Banyumala.
  2. Memancing; kegiatan memancing sangat digemari oleh beberapa wisatawan terutama wisatawan nusantara.
  3. Sightseeing dan foto selfi; kegiatan melihat dan menikmati pemandangan sambil berfoto selfi.

Sungai juga merupakan tempat yang sangat praktis dan mudah sebagai tempat pembuangan baik limbah padat maupun limbah cair dari berbagi kegiatan yang ada disekitar sungai seperti rumah tangga, industri kecil, industri garmen, laundry, peternakan, pertanian, dan jenis usaha lainnya, sehingga masih sering dijumpai beberapa sungai tercemar baik yang ada di perkotaan maupun di pedesaan.

Gangguan terhadap kondisi badan air yang tercemar akan memberikan citra yang buruk bagi Pulau Bali yang merupakan daerah tujuan wisata. Sebagai daerah tujuan wisata, Bali banyak didatangi oleh para pencari kerja sehingga jumlah penduduk semakin meningkat. Hal ini juga dibarengi dengan peningkatan berbagai aktivitas manusia dalam usaha pemenuhan kebutuhannya. Peningkatan aktivitas tersebut dabarengi pula dengan pemanfaatan terhadap perairan yang ada untuk berbagai kegiatan sehingga sangat berpotensi menimbulkan pencemaran.

Tukad Banyumala merupakan salah satu sungai di Kabupaten Buleleng yang memiliki panjang mencapai    15.400 m atau setara dengan 15,4 km. Aliran sungai Tukad Banyumala melintasi wilayah Kecamatan Sukasada dan Kecamatan Buleleng. Sungai ini memiliki hulu di Desa Panji Kecamatan Sukasada dan bermuara di Kelurahan Banyuasri Kecamatan Buleleng. 

Keberadaan sumberdaya air di Tukad Banyumala secara umum dimanfaatkan untuk keperluan irigasi, berbagai kebutuhan rumah tangga serta kepentingan keagamaan oleh mayoritas umat beragama Hindu. Untuk itu perlu dilakukan upaya pengamanan dan pencegahan terhadap pencemaran yang terjadi yang disertai dengan usaha pemantauan terhadap sungai secara berkala dan berkesinambungan sehingga dapat diketahui kondisi suatu sungai apakah sudah tercemar atau belum, dengan demikian bisa segera diambil langkah-langkah antisipasi untuk mengembalikan fungsi sungai secara lestari.

Mewujudkan Tukad Banyumala sebagai destinasi wisata sungai dengan model partisipatoris akan terwujud apabila melibatkan masyarakat dalam pengelolaannya disertai perubahan cara pandang terhadap daerah aliran sungai Tukad Banyumala bukan sebagai halaman belakang namun sebagai halaman depan yang senantiasa harus dijaga kebersihannya dan akan memberi manfaat secara ekonomi. Bentuk keterlibatan masyarakat lokal dalam kegiatan wisata sungai di Tukad Banyumala adalah sebagai local guide untuk wisatawan yang datang berkunjung, masyarakat juga dapat membuka kios-kios penyewaan perahu kano, atau juga kios-kios merchandise dan oleh-oleh

Beberapa azas yang menjadi dasar keberhasilan dalam pembangunan partisipatoris di Tukad Banyumala adalah :

  1. Azas Partisipatif :

Bahwa untuk mewujudkan Tukad Banyumala sebagai destinasi wisata sungai dibutuhkan partisipasi aktif dari para pihak yang berkepentingan yang dapat diuraikan menjadi : warga masyarakat, pemerintah, komponen pariwisata, kelompok lembaga swadaya masyarakat serta generasi muda (pelajar dan mahasiswa). Adapun bentuk partisipasi ini antara lain, partisipasi langsung dalam kegiatan pencegahan dan penanganan sumber-sumber yang mengakibatkan terjadinya pencemaran di Tukad Banyumala, melibatkan stakeholder dalam perencanaan dan pengambilan keputusan apakah dengan sistem perwakilan ataupun langsung serta mendengarkan aspirasi para pihak yang berkepentingan untuk ditindaklanjuti sebagai masukan dalam menetapkan program yang direncanakan.

  1. Azas Ekonomi

Setiap aktivitas yang memberikan peluang bagi diperolehnya pendapatan akan menjadi faktor penarik dibandingkan tidak adanya harapan ekonomis. Oleh karena itu sistem penanganan yang direncanakan sepantasnya mencoba mengangkat peluang-peluang ekonomi yang ada pada aktivitas pengelolaan sampah.

  1. Azas Terpadu

Segala aktivitas yang menyangkut masalah Tukad Banyumala harus memperhatikan aspek keterlibatan semua komponen secara sistematik, holistik dan terpadu, sehingga tidak menimbulkan tarik menarik dan kecemburuan diantara kelompok masyarakat.

  1. Azas Keseimbangan

Sebagai sebuah upaya bersama maka program wisata sungai di Tukad Banyumala ini juga harus memperhatikan aspek keseimbangan antara partisipasi dengan ganjaran yang harus diterima atau antara hak dan kewajiban yang dapat dinikmati oleh para pihak yang berkepentingan. Misalnya warga yang telah memberi kontribusi nyata terhadap upaya konservasi patut diberikan penghargaan. Para pihak yang berkontribusi negatif patut diberikan sanksi, serta pihak pihak lain yang turut menikmati kawasan turut berkewajiban memberikan kontribusi dalam bentuk larangan atau retribusi.

  1. Azas Berkesinambungan

Bahwa apa yang direncanakan dan dilaksanakan berkaitan dengan pelibatan aktivitas masyarakat secara umum harus disosialisasikan sebagai upaya untuk mempertahankan kualitas lingkungan agar dapat dinikmati keberadaannya dalam waktu yang panjang.

Pengelolaan Tukad Banyumala menuju destinasi wisata sungai dilaksanakan untuk dapat meningkatkan tingkat perekonomian masyarakat setempat pada khususnya. Model pengelolaan yang dapat dilakukan untuk dapat mewujudkannya adalah dengan model pembangunan partisipatoris yang melibatkan masyarakat sekitar pada khususnya dan semua pihak yang berkepentingan seperti pemerintah, para pengusaha pariwisata dan kelompok lembaga swadaya masyarakat serta generasi muda. Pengelolaan Tukad Banyumala sebagai destinasi wisata sungai diharapkan dapat meningkatkan kepedulian masyarakat setempat terhadap keasrian kawasannya serta mewujudkan pembangunan pariwisata di Bali yang lestari dan berkelanjutan