(0362) 3302024
dlh@bulelengkab.go.id
Dinas Lingkungan Hidup

MERAIH ADIPURA SAMA DENGAN SUKSES MENJAGA KEBERSIHAN DAN KETEDUHAN LINGKUNGAN

Admin dlh | 30 September 2019 | 9601 kali

 

Giat DLH

Mendapatkan Penghargaan Piala adipura merupakan sebuah prestasi menggembirakan bagi setiap kota sekaligus kepala daerah yang meraihnya. Bukan hanya prestasi saja, adipura juga menjadi kebanggaan (prestise) tersendiri bagi daerah itu sendiri. Adipura adalah salah satu lambang kesuksesan yang menjadi dambaan setiap daerah. Oleh karena itu, para kepala daerah berlomba-lomba untuk meraih gelar kota terbersih dan bahkan mempertahankannya sampai bisa memperoleh gelar Adipura Kencana. Adipura sendiri adalah sebuah penghargaan bagi kota di Indonesia sesuai kategori kota, yang berhasil dalam kebersihan serta pengelolaan lingkungan perkotaan, dimana kegiatan ini merupakan program nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Sejarah menulis bahwa Program pemberian penghargaan Adipura telah dilaksanakan setiap tahun sejak 1986. Walaupun sempat terhenti pada awal era reformasi yaitu tahun 1998, namun akhirnya program Adipura kembali dicanangkan di Denpasar Bali pada tanggal 5 Juni 2002 dan terus berlanjut hingga sekarang. Tujuan diadakannya adipura untuk memacu semua daerah agar menjadi “kota bersih dan teduh”. Oleh sebab itu, kriteria penilaian Adipura terdiri dari 2 indikator pokok yakni yang pertama indikator kondisi lingkungan perkotaan (fisik) dalam hal ini mencakup kebersihan semua wilayah dalam kota dan keteduhan kota yaitu kelestarian lingkungan dalam kota dengan representasi ruang hijau dan lainnya serta yang kedua yakni indikator pengelolaan lingkungan perkotaan (non-fisik), yang meliputi institusi, manajemen, dan daya tanggap. Adapun tujuan pelaksanaan kebersihan kota dan pemberian penghargaan Adipura secara umum yaitu :

  1. Terciptanya pelaksanaan pengelolaan kebersihan yang berhasil guna dan berdaya guna, yang merupakan hasil proses pengelolaan, pelaksanaan hukum dan pemanfaatan biaya yang tersedia secara optimal serta meningkatnya peran serta masyarakat dalam kebersihan kota;
  2. Terciptanya lingkungan perkotaan yang bersih, hijau, teduh, indah dan nyaman;
  3. Terciptanya pengembangan sistem dalam menentukan alternatif penerapan teknologi tepat guna;
  4. Terwujudnya peningkatan pengawasan dan pengendalian pencemaran di perkotaan;
  5. Terciptanya koordinasi dan kerjasama antar instansi terkait.

Untuk meraih prestasi dan prestise piala adipura ini, para kepala daerah membuat berbagai program dan kegiatan dengan menghabiskan dana yang besar untuk bisa menyandang gelar bergengsi ini. Beberapa daerah memanfaatkan kepala lingkungan sampai ketua RT sebagai penanggung jawab kebersihan di wilayah kerja masing-masing. Bahkan bila diperhatikan tugas dan fungsi mereka telah bergeser menjadi petugas kebersihan. Tapi sangat disayangkan bila masyarakat sendiri tidak disiplin menjaga kebersihan serta memelihara lingkungan sekitar. Sangat miris apabila kegiatan membersihkan dan memelihara lingkungan hanya dilakukan oleh masyarakat ketika diperintahkan oleh Kepala Lingkungan atau ketua RT. Sasaran yang lebih penting tidak hanya sekedar menyulap sebuah kota menjadi bersih dan teduh tapi ada hal yang lebih penting dari semua itu yakni memberi kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan sekitar sebagai bagian dari hidup yang berkualitas. Memperhatikan realita yang terjadi di masyarakat ini saya menyarankan beberapa hal yang mungkin perlu dilakukan oleh pemerintah dalam rangka memberi kesadaran kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan dan memelihara lingkungan yang dimaksud, maka perlu kiranya membangun Kesadaran Masyarakat Terhadap Pentingnya Lingkungan yang Bersih dan Terpelihara.

Kota yang bersih dan teduh tidak akan pernah terealisasikan tanpa peran serta aktif dari warganya. Pemerintah hanya sanggup menyediakan dana dan fasilitas saja sementara seluruh elemen masyarakat yang akan menjaga dan memelihara. Jika warga tidak berperan maka fasilitas yang tersedia seperti taman kota dan fasilitas lainnya yang telah dibangun akan cepat menjadi kumuh dan tidak terawat karena banyak warga yang membuang sampah sembarangan di sana. Peran serta warga harus didasari oleh adanya kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan. Kesadaran ini tidak bisa muncul begitu saja apalagi dipaksakan. Kesadaran adalah proses yang diawali dari adanya rasa memiliki atau sense of belonging. Rasa memiliki lingkungan sekitar akan memicu rasa tanggung jawab atau sense of responsibility. Rasa tanggung jawab ini akan menghasilkan kesadaran warga bahwa tugas untuk menjaga lingkungan bukan hanya kewajiban pemerintah saja tapi juga warganya. Kesadaran ini akan terwujud dalam bentuk tindakan atau action. Tindakan sederhana seperti tidak membuang sampah sembarangan di jalanan berawal dari proses ini. Kita tidak bisa berharap ada aksi bersama warga membersihkan lingkungan jika warga tersebut belum memiliki kesadaran. Mereka akan merasa terpaksa dan hasil dari keterpaksaan tentu tidak akan sebaik perbuatan yang dilandasi oleh kemauan. Untuk membangun kesadaran kolektif warga, ada beberapa program yang bisa dilakukan oleh pemerintah kota diantaranya yaitu :

  1. Edukasi terhadap Seluruh Elemen Masyarakat
    Program edukasi bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan hidup melalui proses pendidikan. Proses penanaman nilai-nilai ini akan lebih baik jika diawali dari pendidikan anak usia dini (PAUD). Semakin awal diberikan pemahaman diharapkan akan semakin dalam tertanam nilai-nilai kebaikan dalam diri anak. Anak-anak bisa diberikan pemahaman sederhana tentang pentingnya menjaga kebersihan. Bisa melalui gambar/poster atau tayangan video. Mereka diajarkan untuk membuang sampah bekas jajanan mereka ke tempat sampah yang telah disediakan. Para guru harus menjadi teladan dengan selalu memberikan contoh yang baik.

Kegiatan seperti ini juga dilakukan di jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Untuk tingkat SD, SMP, SMA dan PT, para siswa bisa diajarkan untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Mereka juga bisa diberikan tugas untuk menanam pohon di sekolahnya masing-masing. Lingkungan sekolah yang bersih dan teduh sangat kondusif dan mendukung proses belajar mengajar. Begitu juga sebaliknya. Selain itu, untuk para siswa bisa diberlakukan tindakan disiplin. Artinya jika ada siswa yang secara sengaja mengotori lingkungan sekolah bisa dikenakan sanksi.

Hukuman yang diberikan harus mendidik misalnya membersihkan kelas atau membawa bibit pohon untuk ditanam. Sanksi ini juga berlaku untuk guru, kepala sekolah dan para pegawainya. Lingkungan sekolah menjadi tanggung jawab mereka bersama. Guru dan kepala sekolah harus menjadi panutan bagi para siswanya. Harapan dari program ini, kebiasaan disiplin menjaga kebersihan dari siswa tidak terbatas di sekolah saja tapi terus terbawa hingga ke lingkungan rumahnya. Siswa tersebut diharapkan menjadiagen of change atau agen perubah di rumahnya. Dialah yang akan menjaga dan memelihara kebersihan rumah dan sekitarnya. Selain itu, diharapkan ada proses transfer pemahaman dari siswa ke semua penghuni rumah lainnya. Jadi kesadaran itu akan menjadi kesadaran kolektif keluarga.

  1. Teladan Para Pemimpin
    Perbuatan itu jauh lebih bermakna daripada seribu kata. Apa yang dilihat orang akan lebih mudah dipahami dan diikuti daripada seribu kata yang ia baca atau dengar. Masyarakat akan lebih mudah disadarkan jika ada contoh yang bisa menjadi panutan. Mereka akan ragu atau malas untuk berbuat jika belum ada teladan yang bisa diikuti. Keteladanan ini harus dimulai dari pemimpin yang tertinggi. Walikota sebagai pemimpin harus menjadi teladan bagi warganya. Dimulai dari rumahnya sendiri.

Rumah walikota harus bersih dan teduh sehingga bisa ditiru oleh warganya. Bahkan jika perlu walikota sendiri turun tangan langsung untuk menjaga kebersihan rumahnya. Setelah itu, lingkungan sekitar rumahnya juga harus bersih dan teduh. Walikota bisa menggerakkan warga sekitarnya untuk menjaga lingkungan. Kebersihan kantor walikota juga harus terjaga. Pusat pemerintahan harus diteduhi oleh pepohonan.

Jadi kantor walikota akan menjadi percontohan untuk kantor pemerintahan lainnya. Jika pemimpin sudah memberikan contoh akan mudah bagi dia untuk menggerakkan bawahannya karena apa yang diucapkan sesuai dengan perbuatan. Contoh yang sudah diberikan walikota bisa diikuti oleh para pemimpin di level berikutnya. Camat harus menjadi teladan di wilayahnya, begitu juga dengan lurah dan kepala desa. Bahkan jika perlu sampai tingkat RT. Dengan keteladanan berjenjang ini diharapkan warga masyarakat akan termotivasi untuk ikut menjaga kebersihan seperti para pemimpinnya.

  1. Kampanye Intens dan Besar-Besaran
    Untuk menumbuhkan kesadaran kolektif bisa juga dilakukan dengan propaganda melalui media komunikasi. Sejarah telah membuktikan bagaimana pentingnya media komunikasi dalam menyampaikan program pemerintah. Contoh yang bisa diambil adalah bagaimana Hitler membangkitkan semangat nasionalisme warga Jerman untuk berperang. Walaupun perang itu lebih untuk memenuhi nafsu kekuasaan Hitler semata tapi propaganda yang dilakukan telah berhasil di zamannya. Program menjaga kebersihan dan keteduhan kota ini juga bisa dikomunikasikan secara intensif kepada warga. Pesan yang ingin disampaikan harus dikemas dengan baik agar mudah diterima oleh semua kalangan masyarakat. Media yang akan digunakan juga dipilih yang sesuai dengan kondisi dan tentu saja biaya yang dimiliki. Kampanye ini memang perlu biaya besar tapi bisa disiasati.

Ada beberapa media yang bisa dipilih sesuai dengan target masyarakat yang akan dijadikan sasaran. Brosur yang sederhana dibagikan kepada masyarakat di tempat keramaian seperti pusat perbelanjaan, pasar, sekolah, jalan protokol dan sebagainya. Poster, spanduk dan baliho bisa dipasang di tempat-tempat strategis untuk menarik perhatian warga. Pesan juga bisa disampaikan melalui media massa yang ada. Koran, majalah, radio dan jika perlu televisi lokal bisa dijadikan sarana komunikasi. Bentuk informasi yang disampaikan tidak harus berupa iklan layanan masyarakat. Bisa juga pesan ini dikemas dengan baik melalui hard news(berita aktual), soft news (feature yang berisi human interest), dialog atau talk show, komik, animasi dan sebagainya.

Penggunaan teknologi canggih juga bisa dilakukan. Kampanye ini bisa melalui sarana sms atau e-mail. Situs jaringan sosial seperti facebook atau twitter juga bisa digunakan sebagai sarana penyebaran informasi yang efektif. Untuk mencapai hasil yang optimal, kampanye harus menggunakan sebanyak mungkin sarana komunikasi yang ada. Untuk menekan biaya, pemerintah kota bisa menggandeng perusahaan swasta dalam melakukan kampanye. Mereka bisa menjadi sponsor dalam kampanye ini. Iklan produk atau nama perusahaan sebagai sponsor akan tertera di semua media komunikasi yang digunakan. Jadi pembiayaan kegiatan ini adalah patungan antara pemerintah kota dan swasta. Biaya yang dikeluarkan akan lebih ringan dan kedua belah pihak mendapat keuntungan.