(0362) 3302024
dlh@bulelengkab.go.id
Dinas Lingkungan Hidup

Konsisten Jalankan PROKASIH, Sungai Banyumala Tampak Lebih Bersih

Admin dlh | 16 November 2020 | 2188 kali

Giat DLH

BULELENG - Program Kali Bersih disingkat dengan PROKASIH adalah program kerja pengendalian pencemaran air sungai dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas air sungai agar tetap berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng menjadikan Sungai Banyumala menjadi salah satu target pelaksanaan Prokasih di Kabupaten Buleleng. Sungai Banyumala merupakan salah satu sungai di Kabupaten Buleleng dengan panjang 15,4 km. Aliran Sungai Banyumala melintasi wilayah Kecamatan Sukasada dan Kecamatan Buleleng dengan hulu sungai berada di Desa Panji Kecamatan Sukasada dan bermuara di Kelurahan Banyuasri, Kecamatan Buleleng. Keberadaan sumberdaya air Sungai Banyumala secara umum dimanfaatkan untuk keperluan irigasi, berbagai kebutuhan rumah tangga serta kepentingan keagamaan untuk membersihkan diri / melukat oleh mayoritas umat Hindu di Buleleng. Untuk itu perlu dilakukan upaya pengamanan dan pencegahan terhadap pencemaran yang disertai dengan pemantauan secara berkala dan berkesinambungan. Menyikapi hal tersebut, Ketut Puguhyasa, S.Sos (52) selaku Kepala Seksi Pencemaran Lingkungan pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng mengungkapkan bahwa saat ini sudah ada Kelompok Masyarakat Peduli Sumber Daya Air (KMPSDA) Sungai Banyumala yang dibentuk pada tanggal 23 Oktober 2018. “Dengan adanya kelompok ini harapannya dapat mendukung program Prokasih di Sungai Banyumala untuk menjamin kebersihan sungai dan sekarang kondisi Sungai Banyumala sudah lebih bersih dari sebelumnya,” tambahnya.

Made Witari, S.ST., M.Si (41) selaku Kepala Seksi Pemantauan Lingkungan pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng menambahkan bahwa untuk mewujudkan Sungai Banyumala yang bersih dan dapat dijadikan sebagai destinasi wisata perlu melakukan pendekatan model partisipatoris dalam pengelolaannya selain melibatkan KMPSDA yang sudah ada. “Model pendekatan partisipatoris sangat tepat diterapkan pada kawasan Sungai Banyumala karena tanpa peran dan cara pandang masyarakat yang positif akan dirasa sulit menciptakan kondisi sungai yang bersih. Harapannya Sungai Banyumala tidak dipandang sebagai halaman belakang melainkan sebagai halaman depan yang senantiasa harus dijaga kebersihannya,” jelasnya.

 

Oleh

I Made Mayun Maha Diputra, S.Hut., M.Agr.Sc., M.Sc