MANFAATKAN SAMPAH ANORGANIK DI LINGKUNGAN KITA
Oleh:
I Made Artika, SP
Manusia
tidak dapat dilepaskan dari sampah
dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari manusia
selalu menghasilkan
sampah yang jumlahnya semakin
banyak. Sampah di perkotaan
telah menjadi masalah yang cukup rumit sehingga kadang sulit untuk
mengatasinya. Sampah
adalah sisa-sisa barang atau benda yang sudah tak terpakai yang akhirnya
dibuang. Sampah di negara kita begitu berlimpah sehingga timbul masalah dalam
pembuangannya. Dulu pernah ada kota yang menghadapi persoalan mengenai sampah
sampai-sampai di tiap sudut kota ditemukan sampah yang berserakan dan
menggunung yang membuat kita terkejut dengan banyaknya sampah yang ada.
Sehingga kota tersebut sempat dijuluki kota sampah. Hal itu terjadi akibat
terbatasnya tempat untuk pembuangan sampah dan tidak adanya alternatif lain
untuk memanfaatkan sampah yang ada. Sampah yang bertumpuk menimbulkan bau tak
sedap dan penyakit menular yang berbahaya bagi manusia. Sedangkan di lain
tempat banyak orang yang membuang sampah sembarangan ke selokan atau sungai
yang akhirnya menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir.
Sampah dapat
digolongkan ke dalam 2 jenis,
yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang
dapat diolah sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang dapat didaur ulang.
Sampah organik dapat diolah menjadi pupuk atau sumber energi. Sebagian besar
sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga adalah sampah organik (sampah basah)
contohnya sampah dari dapur, sisa sayuran, kulit buah dan daun. Sedangkan
sampah anorganik contohnya seperti botol
kaca, botol plastik, kaleng, dan kertas
yang dapat didaur ulang. Khusus sampah
anorganik, dapat dilakukan pengolahan
dengan melakukan 3R (Reduce, Reuse dan
Recycle), Reduce dilakukan dengan
mengurangi penggunaan plastik sekali pakai yang berpotensi menjadi sampah
anorganik, Reuse adalah penggunaan
kembali barang barang yang berpotensi menjadi sampah sehingga dapat mengurangi
timbulan sampah anorganik dan langkah terakhir adalah Recycle dimana sampah anorganik diolah
menjadi barang yang dapat digunakan kembali.
Salah
satu upaya pemerintah dalam mengurangi sampah anorganik adalah dengan membentuk
BANK SAMPAH dengan berpegang pada prinsip 3R,
khusus sampah anorganik.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH)
Kabupaten Buleleng telah memiliki bank sampah, salah satunya yaitu bank
sampah unit “BIMA RESIK” bank sampah
ini khusus mengambil sampah anorganik dari seluruh karyawan-karyawati DLH berupa
botol kaca, botol plastik, kaleng, besi, elektronik, aki, plastik, kertas bekas, dan lainnya. Berbagai upaya
untuk pengolahan dan pengurangan sampah organik dan anorganik bila diterapkan
oleh semua pihak terutama dari skala rumah tangga maka dapat berdampak
signifikan terhadap pengurangan timbunan sampah, mengindari pencemaran
lingkungan yang disebabkan oleh sampah dan memberikan dampak positif secara
ekonomi. Mari kita lebih peduli pada permasalahan sampah karena “Sampahku Tanggung Jawabku”.