Kalau Bisa Jadi
Uang Kenapa Dibuang?
Oleh:
I Komang Sutrisna Wijaya, S.Pd
Penggunaan produk plastik secara berlebihan
tentu mengakibatkan berbagai masalah lingkungan yang serius. Dampak negatif
sampah berbahan plastik tidak hanya merusak kesehatan manusia, membunuh
berbagai hewan yang dilindungi, tetapi juga merusak lingkungan secara
sistematis. Jika tidak dikelola serius, pencemaran sampah jenis ini akan sangat
berbahaya bagi kelanjutan planet bumi. Plastik adalah senyawa polimer dimana plastik bisa terbuat dari bahan polimer sintetik
maupun semi sintetik dan memiliki peran yang sangat besar dalam
kehidupan. Namun, sampah plastik dapat berpotensi merusak ekosistem lingkungan
dan juga berdampak bagi kesehatan manusia jika sampah plastik tidak dikelola
dengan baik. Untuk itu diperlukan kolaborasi dari para pelaku industri dan aksi
nyata dari masyarakat untuk mengenal sampah plastik, permasalahan, dan
menanggulangi sampah plastik.
Cara
Pengelolaan Sampah Plastik
Pengelolaan sampah plastik bisa dilakukan dengan cara pemilahan
berbasis sumber, dengan pola 3R (Reuse, Reduce,
Recycle) dan banyak hal-hal yang bisa dimanfaatkan
atau ditanggulangi dengan mengurangi kebiasaan yang bergantung dengan plastik. Reuse berarti
menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama
ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti mengurangi segala
sesuatu yang mengakibatkan sampah, sedangkan Recycle berarti
mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang
bermanfaat. Dengan mengedepankan konsep reduce,
masyarakat dapat membentuk bank sampah untuk mengelola sampah plastik dengan
konsep pengumpulan sampah anorganik yang sudah dipilah serta memiliki manajemen
layaknya perbankan tapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah. Warga yang
menabung disebut sebagai nasabah yang memiliki catatan di buku tabungan sesuai
dengan jumlah dan jenis sampah plastik yang di tabung dan nantinya sampah plastik yang terkumpul dari
masyarakat atau nasabah akan dijual ke pengepul barang bekas yang sudah diajak
bekerja sama.
Tujuan dan Manfaat Bank Sampah.
Tujuan dibangunnya bank sampah sebenarnya
bukan bank sampah itu sendiri. Bank sampah adalah strategi untuk membangun
kepedulian masyarakat agar dapat ‘berkawan’ dengan sampah untuk mendapatkan
manfaat ekonomi langsung dari sampah. Jadi, bank sampah tidak dapat berdiri
sendiri melainkan harus diintegrasikan dengan gerakan 3R sehingga manfaat
langsung yang dirasakan tidak hanya ekonomi, namun pembangunan lingkungan yang
bersih, hijau dan sehat. Bank sampah juga dapat dijadikan solusi untuk mencapai
pemukiman yang bersih dan nyaman bagi warganya. Dengan pola ini maka warga
selain menjadi disiplin dalam mengelola sampah juga mendapatkan tambahan
pemasukan dari sampah-sampah yang mereka kumpulkan.
Sistem Bank Sampah
Di Kabupaten Buleleng
terdapat satu Bank Sampah Induk (BSI) dan memiliki nasabah di Desa-desa, OPD, Sekolah
maupun Swasta yang mana nasabah-nasabah tersebut sering dikenal dengan istilah
Bank Sampah Unit (BSU). Secara umum, sistem BSI dibagi menjadi tiga tahap,
yakni pengangkutan sampah, pemilihan sampah, dan penjualan sampah. Pengangkutan
sampah dilakukan dengan menjemput sampah yang sudah terkumpul di masing-masing
BSU yang menjadi nasabah BSI, selanjutnya ditimbang oleh petugas BSI dan
dikonversikan ke dalam bentuk uang ke buku tabungan milik nasabah. Setelah
diangkut, maka tahap berikutnya adalah pemilahan sampah. Sampah yang sudah
sampai di BSI, kemudian sampah tersebut dipilah beberapa jenis, seperti kertas,
plastik, botol, besi maupun yang lainnya. Tahap selanjutnya adalah penjualan sampah
ke pengepul barang bekas. Ini dilakukaan setelah selesai melakukan pemilahan
oleh petugas pemilah. Perlu diingat, harga sampah di pengepul barang bekas bisa
berubah-ubah. Namun, ketiga tahap ini umumnya diterapkan secara luas oleh bank
sampah. Semakin bersih hasil pilahan sampah, maka harga sampah yang ditawarkan
oleh pengepul juga semakin tinggi. Maka dari itu, daripada dibuang lobih baik
ditabung di Bank Sampah untuk mendapatkan uang. Mari jaga kebersihan dan
keasriang lingkungan masing-masing. Sampahku tanggung jawabku!