MENGOLAH
SAMPAH ORGANIK MENJADI ECO ENZYME
Oleh:
Made
Nia Oktaviana Sasnita
(Mahasiswa Magang Undiksha Tahun 2024)
Sampah adalah
sisa suatu usaha atau kegiatan manusia yang berwujud padat (baik berupa zat
organik maupun anorganik yang bersifat terurai maupun tidak terurai) dan
dianggap sudah tidak berguna lagi. Sampah merupakan salah satu permasalahan
yang dihadapi oleh banyak kota di seluruh dunia. Semakin tinggi jumlah penduduk
dan aktivitasnya, membuat volume sampah terus meningkat. Akibatnya, untuk mengatasi
sampah diperlukan biaya yang tidak sedikit dan lahan yang semakin luas.
Disamping itu, tentu saja sampah membahayakan kesehatan dan lingkungan jika
tidak dikelola dengan baik (Sujarwo et
al., 2014).
Penumpukan
sampah harus ditanggulangi melalui pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah
adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi
pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan sampah yang dimaksud, yaitu
pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah, dan/atau pemanfaatan
kembali sampah. Namun pada kenyataanya pengelolaan sampah di masyarakat masih
bertumpu pada pendekatan akhir (end-of-pipe), yaitu sampah dikumpulkan,
diangkut, dan dibuang ke tempat pemrosesan akhir sampah. Padahal timbunan
sampah dengan volume yang besar di lokasi tempat pemrosesan akhir sampah
berpotensi melepas gas metan yang dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca dan
memberikan kontribusi terhadap pemanasan global. Penguraian sampah melalui
proses alam memerlukan jangan waktu yang lama dan penanganan dengan biaya yang
besar. Paradigma pengelolaan sampah yang bertumpu pada pendekatan akhir sudah
saatnya ditinggalkan dan diganti dengan paradigma baru pengelolaan sampah.
Salah satu upaya yang bisa kita lakukan untuk mengurangi tumpukan sampah yaitu dengan pengolahan sampah organic menjadi eco enzyme. Eco enzyme merupakan hasil olahan limbah dapur yang difermentasi dengan menggunakan gula, limbah dapur yang diolah berupa ampas buah dan sayuran. Alat yang dibutuhkan untuk membuat eco enzyme, yaitu botol plastik, pisau, spidol untuk menulis tanggal pembuatan dan tanggal panen, dan timbangan. sedangkan bahan yang diperlukan, yaitu air, gula, dan bahan organik sisa buah dan sayur. Adapun langkah-langkah pembuatan eco enzyme skala rumah tangga, yaitu: 1. Masukkan 500 ml air ke dalam botol plastik dan 50 gram gula merah, 2. Masukkan sisa kulit buah atau sayur ke dalam wadah (jangan isi sampai penuh karena untuk proses fermentasi), 3. Aduk perlahan isi wadah yang sudah terisi dengan larutan air dan gula, 4. Buka tutup wadah setiap 3 hari selama 1 bulan pertama. Dalam 1 bulan pertama gas akan dihasilkan dari proses fermentasi, 5. Simpan wadah ditempat dingin, kering, dan memiliki ventilasi udara, 6. Setelah 3 bulan eco enzyme sudah bisa digunakan. Jadi dengan memanfaatkan sampah organik yang seringkali terbuang percuma, kita dapat menciptakan produk yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Selain mengurangi volume sampah, eco enzyme juga bisa menjadi solusi ramah lingkungan untuk berbagai masalah. Dengan membuat eco enzyme, kita tidak hanya berkontribusi dalam menjaga lingkungan, tetapi juga mendapatkan produk alami yang bermanfaat bagi rumah tangga. Dan eco enzyme bisa dikatakan sebagai bukti bahwa kita bisa hidup harmoni dengan alam dan meninggalkan warisan yang lebih baik bagi generasi mendatang.