PENGASAMAN
LAUT SERTA DAMPAKNYA TERHADAP EKOSISTEM LAUT
Oleh:
Putu Elvira Yulianthi, S.Si
Dewasa ini, isu
mengenai perubahan iklim menjadi perhatian yang serius bagi seluruh negara di
dunia. Hal ini disebabkan karena seluruh negara mulai merasakan dampak yang
diakibatkan dari fenomena ini. Salah satu ekosistem penting yang perlu banyak
mendapat perhatian akibat dampak dari perubahan iklim adalah ekosistem laut. Dampak
yang paling signifikan terhadap ekosistem laut adalah terjadinya fenomena
pengasaman laut (ocean acidification). Pengasaman laut adalah istilah
yang menggambarkan proses di mana berbagai aktivitas manusia meningkatkan
penyerapan karbon dioksida (CO2) dari atmosfer, sehingga menyebabkan
penurunan tingkat pH air laut. Penyebab utama peningkatan keasaman laut adalah
aktivitas manusia. Peningkatan aktivitas manusia tidak lepas dari pembuangan
sampah yang bersifat antropogenik (Yaqin dan Kabangnga, 2015). Emisi CO2
yang besar dari penggunaan bahan bakar fosil di berbagai industri dan banyaknya
kendaraan bermotor akan naik ke atmosfer. Karbon dioksida dari atmosfer masuk
ke laut dan bereaksi dengan air laut membentuk asam karbonat. Hal ini yang pada
akhirnya akan menurunkan tingkat kalsium karbonat di laut.
Setelah terjadinya Revolusi Industri, konsentrasi CO2 di atmosfer meningkat pesat dari sekitar 280 ppm sebelum industrialisasi menjadi 419,05 ppm per April 2021. Peningkatan karbon dioksida (CO2) yang diserap oleh laut menyebabkan perubahan lingkungan laut seperti pengasaman laut yang terjadi saat ini. Karbon dioksida yang diserap oleh laut akan bereaksi dengan air laut. Reaksi ini menghasilkan asam karbonat (H2CO3) dan meningkatkan keasaman (H+) air laut. Ketika pengasaman laut terjadi, ada dua reaksi utama yang terjadi di laut. Yang pertama, karbon dioksida akan bereaksi dengan air laut untuk menghasilkan asam karbonat, bikarbonat dan ion hidrogen sehingga meningkatkan keasaman laut. Kemudian, meningkatkan ikatan antara ion karbonat dan ion hidrogen untuk membentuk bikarbonat. Sistem bikarbonat pada air laut, pada dasarnya mengikuti persamaan disosiasi sebagai berikut:
Pengasaman laut tentunya berdampak negatif pada biota laut, salah satunya dapat berpotensi dalam membatasi kemampuan organisme laut dalam membentuk eksokeleton dan cangkang. Berdasarkan penelitian pengasaman laut di Perairan Indonesia yang dilakukan oleh Balai Riset dan Observasi Laut, Pusat Riset Kelautan, Badan Riset Sumber Daya Manusia, Kementerian Kelautan dan Perikanan, menggunakan sampel biota, sebanyak 67% hasil penelitian menunjukkan dampak negatif penurunan pH terhadap pertumbuhan biota fitoplankton, Halimeda sp., Acropora sp., Perna viridis, Chaetoceros sp., Tetraselmis chui, Cymodocea rotundata, dan Thalassia hemprichii.
Pengasaman laut juga mempengaruhi populasi ikan, karena dapat menyebabkan
gangguan pada organ visual dan organ penciuman ikan. Kedua organ ini berperan
penting dalam mengenali habitat dan mengenali predator. Dengan demikian,
pengasaman laut membuat ikan lebih rentan terhadap predator serta mengurangi
kelangsungan hidup mereka. Efek jangka panjang dari pengasaman laut yaitu
menurunnya populasi ikan, menurunnya ketahanan hidup ikan, serta mengurangi
densitas relative dan biodiversitas pada spesies tertentu. Pengasaman laut
akibat dari peningkatan konsentrasi CO2 dan suhu air laut juga dapat
mempercepat pemutihan karang dan menghambat pertumbuhan karang. Efek pengasaman
laut menjadi perhatian khusus untuk pembentukan terumbu karang yang membutuhkan
karbonat untuk membangun kerangka terumbu karang. Penurunan ion karbonat kemungkinan
akan menyebabkan kerangka terumbu karang lebih lemah dan lebih rapuh serta laju
pertumbuhan terumbu karang yang lebih lambat. Hal ini dapat menyebabkan terumbu
karang terkikis lebih cepat dari yang semestinya.
Pengasaman laut juga dapat menghambat pertumbuhan populasi fitoplankton
(berkapur dan tidak berkapur), makroalga, dan fitoplankton tropik. Pengasaman
laut juga mempengaruhi reproduksi ikan karena dapat menyebabkan terganggunya
hormon ikan. Efek langsung juga terjadi pada kerang, yang tidak dapat
mentolerir pH rendah dan cenderung menghindari air dangkal. Semua ini akan
mengubah pola rantai makanan, terutama organisme di bagian bawah rantai
makanan.
Referensi:
Puspitasari, R. 2012.
Efek Pengasaman Laut pada Ikan. Bidang Dinamika Laut, Pusat Penelitian
Oseanografi-LIPI. 37(4): 43-48.
Tito, C.K. dan Susilo, E.
2021. Pengasaman Laut di Perairan Indonesia. Journal
of Fisheries and Marine Research. 5(2): 419-426.
Reef Resilience Network. Pengasaman
Laut. Diakses pada tanggal 21 Juli 2022 di https://reefresilience.org/id/stressors/ocean-acidification/#:~:text=Pengasaman%20laut%20didefinisikan%20sebagai%20penurunan,).2)%20dari%20atmosfer.
Yaqin, K., &
Kabangnga, A. (2016). Penggunaan Indeks Kondisi Kerang Hijau (Perna viridis) sebagai Biomarker untuk Mendeteksi Pengaruh
Pengasaman Laut Terhadap Toksisitas Logam Pb. Torani
Journal of Fisheries and Marine Science. 25(1).
Sumber gambar: oceanadification.org.uk