GULMA: PERUSAK
EKOSISTEM PERAIRAN DI DANAU BUYAN
Oleh:
I Made Artika, SP
Danau Buyan merupakan danau vulkanik yang semuanya berada pada rantai
pegunungan dan merupakan penyangga tata air di daerah hilir dan sekitarnya.
Kondisi Danau Buyan memiliki berbagai permasalahan akibat faktor antropogenik
seperti adanya alih fungsi lahan untuk aktifitas pertanian dan pembangunan
sarana pariwisata di sepadan danau, serta pemanfaatan badan air danau sebagai
tempat budidaya ikan dengan keramba jaring apung (KJA). Alih fungsi lahan di
sepadan danau yang awalnya merupakan tanaman tahunan menjadi lahan pertanian
tanaman semusim akan mempengaruhi kecepatan laju sedimentasi danau sehingga
menyebabkan pendangkalan dan pengkayaan nutrient perairan danau akibat tercuci (leaching) oleh
adanya erosi. Pembangunan sarana pariwisata disepadan danau juga menjadi salah
satu faktor penyebab terjadinya penurunan kualitas air danau. Adanya buangan limbah
dari aktifitas hotel, maupun restoran yang terbuang dan masuk ke dalam badan air danau dapat meningkatkan tingkat pencemaran air. Selain itu, budidaya ikan
yang menggunakan badan air danau yang menghasilkan limbah kotoran ikan dan sisa
pakan ikan yang terakumulasi juga menjadi penyebab menurunnya kualitas air.
Pendangkalan pengkayaan nutrient di danau Buyan menyebabkan tumbuhnya gulma yang berkembang dengan sangat cepat. Dampak negatif dari keberadaan gulma di Danau Buyan yaitu mengurangi kandungan oksigen dalam air karena pertumbuhan yang begitu cepat tumbuhan ini bisa
menutupi seluruh perairan, akibatnya jumlah cahaya yang masuk ke
dalam air akan semakin berkurang dan tingkat ke-larutan oksigen pun akan berkurang. Perairan
menjadi dangkal, Gulma juga bisa merusak lingkungan
disekitar dan menjadi penyebab kedangkalan, itu karena gulma yang sudah mati akan menumpuk sedikit
demi sedikit ke dasar danau, sehingga seiring berjalannya waktu, perairan akan menjadi
dangkal. Selain itu, dapat mengurangi jumlah air jika tidak diatasi dengan benar. Tumbuhan gulma ini bisa menyebar hingga keseluruh permukaan air, dengan begitu akan menyebabkan evapotranspirasi yang berarti jumlah
kehilangan air akan bertambah akibat pertumbuhan gulma yang begitu cepat dan memiliki daun yang lebar. Meningkatnya habitat baru dengan
semakin bertambah banyak tumbuhan Gulma, membuat banyak habitat-habitat baru yang akan bermunculan. Dilain
sisi juga bisa menjadi faktor penyebab timbulnya penyakit. Merusak keindahan perairan kalau pada
daratan gulma
ini seperti rumput liar, cuma bedanya gulma ini tumbuh di perairan, untuk itu perlu adanya
penanganan, supaya perairan tetap terlihat indah.
Gulma
memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi, sehingga
tumbuhan ini dianggap sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Gulma
dengan mudah menyebar melalui saluran air ke badan air lainnya. Pertumbuhan gulma
tersebut akan semakin baik apabila hidup pada air yang dipenuhi limbah
pertanian atau pabrik. Oleh karena itu banyaknya gulma di
suatu wilayah sering merupakan indikator dari tercemar tidaknya wilayah
tersebut. Gulma termasuk dalam kelompok gulma
perairan. Tanaman ini memiliki kecepatan berkembang biak
vegetatif sangat tinggi, terutama di daerah tropis dan subtropis. Akhir- akhir
ini perkembangan tumbuhan air gulma di
perairan sungai, danau, hingga ke perairan payau sangat pesat. Dinas Lingkungan Hidup Kabupatan Buleleng telah melakukan antisipasi
terhadap perkembangan gulma yang muncul di areal danau dengan melibatkan tenaga
kebersihan di Danau Buyan, sehingga perkembangan gulma biasa ditangani dengan
baik dan lingkungan Danau tetap bersih.
Sumber : Gerbono, A. dan Siregar, A. 2005. Kerajinan Gulma. Kanisius. Yogyakarta.