(0362) 3302024
dlh@bulelengkab.go.id
Dinas Lingkungan Hidup

GULMA: PERUSAK EKOSISTEM PERAIRAN DI DANAU BUYAN

Admin dlh | 29 Desember 2022 | 799 kali

GULMA: PERUSAK EKOSISTEM PERAIRAN DI DANAU BUYAN

Oleh:

I Made Artika, SP

 

Danau Buyan merupakan danau vulkanik yang semuanya berada pada rantai pegunungan dan merupakan penyangga tata air di daerah hilir dan sekitarnya. Kondisi Danau Buyan memiliki berbagai permasalahan akibat faktor antropogenik seperti adanya alih fungsi lahan untuk aktifitas pertanian dan pembangunan sarana pariwisata di sepadan danau, serta pemanfaatan badan air danau sebagai tempat budidaya ikan dengan keramba jaring apung (KJA). Alih fungsi lahan di sepadan danau yang awalnya merupakan tanaman tahunan menjadi lahan pertanian tanaman semusim akan mempengaruhi kecepatan laju sedimentasi danau sehingga menyebabkan pendangkalan dan pengkayaan nutrient perairan danau akibat tercuci (leaching) oleh adanya erosi. Pembangunan sarana pariwisata disepadan danau juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya penurunan kualitas air danau. Adanya buangan limbah dari aktifitas hotel, maupun restoran yang terbuang dan masuk ke dalam badan air danau dapat meningkatkan tingkat  pencemaran air. Selain itu, budidaya ikan yang menggunakan badan air danau yang menghasilkan limbah kotoran ikan dan sisa pakan ikan yang terakumulasi juga menjadi penyebab menurunnya kualitas air.

Pendangkalan pengkayaan nutrient di danau Buyan menyebabkan tumbuhnya gulma yang berkembang dengan sangat cepat. Dampak negatif dari keberadaan gulma di Danau Buyan yaitu mengurangi kandungan oksigen dalam air karena pertumbuhan yang begitu cepat tumbuhan ini bisa menutupi seluruh perairan, akibatnya jumlah cahaya yang masuk ke dalam air akan semakin berkurang dan tingkat ke-larutan oksigen pun akan berkurang. Perairan menjadi dangkal, Gulma juga bisa merusak lingkungan disekitar dan menjadi  penyebab kedangkalan, itu karena gulma yang sudah mati akan menumpuk sedikit demi sedikit ke dasar danau, sehingga seiring berjalannya waktu, perairan akan menjadi dangkal. Selain itu, dapat mengurangi jumlah air jika tidak diatasi dengan benar. Tumbuhan gulma ini bisa menyebar hingga keseluruh permukaan air, dengan begitu akan menyebabkan evapotranspirasi yang berarti jumlah kehilangan air akan bertambah akibat pertumbuhan gulma yang begitu cepat dan memiliki daun yang lebar. Meningkatnya habitat baru dengan semakin bertambah banyak tumbuhan Gulma, membuat banyak habitat-habitat baru yang akan bermunculan. Dilain sisi juga bisa menjadi faktor penyebab timbulnya penyakit. Merusak keindahan perairan kalau pada daratan gulma ini seperti rumput liar, cuma bedanya gulma ini tumbuh di perairan, untuk itu perlu adanya penanganan, supaya perairan tetap terlihat indah.

Gulma memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi, sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Gulma dengan mudah menyebar melalui saluran air ke badan air lainnya. Pertumbuhan gulma tersebut akan semakin baik apabila hidup pada air yang dipenuhi limbah pertanian atau pabrik. Oleh karena itu banyaknya gulma di suatu wilayah sering merupakan indikator dari tercemar tidaknya wilayah tersebut. Gulma termasuk dalam kelompok gulma perairan. Tanaman ini memiliki kecepatan berkembang biak vegetatif sangat tinggi, terutama di daerah tropis dan subtropis. Akhir- akhir ini perkembangan tumbuhan air gulma di perairan sungai, danau, hingga ke perairan payau sangat pesat. Dinas Lingkungan Hidup Kabupatan Buleleng telah melakukan antisipasi terhadap perkembangan gulma yang muncul di areal danau dengan melibatkan tenaga kebersihan di Danau Buyan, sehingga perkembangan gulma biasa ditangani dengan baik dan lingkungan Danau tetap bersih.

 Sumber : Gerbono, A. dan Siregar, A. 2005. Kerajinan Gulma. Kanisius. Yogyakarta.