(0362) 3302024
dlh@bulelengkab.go.id
Dinas Lingkungan Hidup

EDUKASI PENGELOLAAN SAMPAH SEJAK USIA DINI

Admin dlh | 31 Agustus 2022 | 469 kali

 

EDUKASI PENGELOLAAN SAMPAH SEJAK USIA DINI

Oleh:

Kadek Prilan Cahyanti, S.Tr.Kes.

 

            Sampah hingga saat ini masih menjadi permasalahan yang harus dicarikan solusinya, dimana berdasarkan data yang dapat dilihat pada SIPSN, timbulan sampah tahun 2021 untuk Kabupaten Buleleng yaitu 123,771.50 ton dengan 339.10 ton per harinya, hal ini tentunya menjadi perhatian. Seperti yang kita ketahui sampah yang tidak dikelola sebagaimana mestinya tidak saja menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan alami, tetapi juga terhadap kualitas kesehatan manusia (Miller Tyler, 2004 dalam Gusti, 2015). Secara lokal, sampah yang tidak dikumpulkan berkontribusi terhadap banjir, pencemaran udara, dan dampak kesehatan masyarakat seperti penyakit pernafasan, diare, dan demam berdarah (World Bank, 2012 dalam gusti 2015).

                Edukasi menggunakan Mobil Box menjadi salah satu upaya yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng dalam penyebarluasan informasi mengenai pengelolaan sampah. Penggunaan Mobil Box sebagai media edukasi ini dilakukan pada sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Buleleng. Adanya kegiatan edukasi ini berkaitan dengan hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku yang dikenal dengan nama studi KAP (knowledge, attitudes and practice). Studi ini menjelaskan apa yang orang tahu tentang sesuatu, apa yang dia rasakan, dan bagaimana dia berperilaku (Siwakoti, 2009 dalam Gusti, 2015).

            Pelaksanaan kegiatan edukasi ini ditujukan kepada anak sekolah dimana anak sekolah memiliki karakteristik sosial yang dapat dilihat dari psikologi perkembangan dan perkembangan kognitifnya. Psikologi perkembangan adalah cabang dari psikologi yang mempelajari secara sistematis perkembangan perilaku yang mendasari perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri, baik perubahan dalam struktur jasmani, perilaku, maupun fungsi mental sepanjang rentang hidupnya (life span) (Desmita, 2007 dalam Nurani, 2017). Sedangkan perkembangan kognitif atau proses berfikir adalah proses menerima, mengolah, sampai memahami info yang diterima. Aspeknya antara lain intelegensi, kemampuan memecahkan masalah, serta kemampuan berfikir logis (Harlimsyah, 2007 dalam Nurani 2017). Berdasarkan karakteristik tersebut tentunya diharapkan siswa mampu melakukan pengelolaan sampah. Pembentukan perilaku pengelolaan sampah berkelanjutan pada siswa sekolah dasar yang berorientasi pada pembangunan berkelanjutan dapat menjadi role of model bagi perilaku pengelolaan sampah berkelanjutan di keluarga dan lingkungannya dan juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Gusti (2015) bahwa pengetahuan tentang pengelolaan sampah berkelanjutan berhubungan dan berkontribusi positif dengan sikap terhadap pengelolaan sampah berkelanjutan.

 

Sumber :

Gusti, Aria, dkk. 2015. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Intensi Perilaku Pengelolaan Sampah Berkelanjutan Pada Siswa Sekolah Dasar di Kota Padang. Jurnal Dinamika Lingkungan Indonesia. Vol 2. No.2 Available: https://scholar.google.co.id/scholar?hl=en&as_sdt=0%2C5&q=aria+gusti&btnG

 

Nurani, Eliza Eka. 2017. Pengaruh Penyuluhan Metode Partisipatif Tentang Jajan Sehat Terhadap Praktek Pemilihan Jajan Anak Sekolah Dasar. Universitas Muhamadiyah Semarang. Available: http://Repository.Unimus.Ac.Id/

 

Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN). Available: https://sipsn.menlhk.go.id