(0362) 3302024
dlh@bulelengkab.go.id
Dinas Lingkungan Hidup

MENGENAL ECOBRICK : PENTINGNYA MEMANFAATKAN SAMPAH PLASTIK MENJADI BARANG YANG MEMILIKI NILAI GUNA

Admin dlh | 16 Juli 2024 | 483 kali

MENGENAL ECOBRICK : PENTINGNYA MEMANFAATKAN SAMPAH

PLASTIK MENJADI BARANG YANG MEMILIKI NILAI GUNA

 

Oleh:

 

Erna Maria Mangulu

 

 

Dalam kehidupan sehari-hari akan selalu dilingkupi dengan kehadiran sampah di  sekeliling manusia. Bagaimana tidak? berbagai aktivitas yang dilakukan oleh manusia tentunya akan menggunakan barang-barang, alat, produk, bahan-bahan dan lainnya yang berpotensi menimbulkan sampah, sehingga dapat dikatakan bahwa kegiatan manusia melibatkan sampah di dalamnya. Selain itu, kehadiran sampah dapat disebabkan karena meningkatnya jumlah penduduk yang terdapat di suatu wilayah dan dapat berasal dari alam atau lingkungan sekitar. Hingga saat ini, kehadiran sampah itu sendiri masih menjadi permasalahan penting bagi umat manusia. Keberadaan sampah yang dibiarkan dan terjadi penumpukan sampah secara terus menerus akan membawa pengaruh buruk bagi kesehatan dan terhadap lingkungan itu sendiri, seperti lingkungan menjadi tercemar, terjadi bencana alam, menimbulkan penyakit, nilai estetika suatu lingkungan menjadi hilang atau merusak pemandangan, pencemaran tanah, air, dan udara, serta lainnya. Kehadiran sampah di Indonesia begitu banyak. Indonesia juga menjadi salah satu negara yang menyumbang sampah terbanyak di dunia. Berdasarkan pada data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022 menyatakan terkait hasil input dari 202 kabupaten/kota se[1]Indonesia bahwa jumlah timbunan sampah nasional mencapai hingga 21,1 juta ton.

Mengenai sampah itu sendiri, tidak luput dengan sampah plastik, yang dimana sampah plastik adalah salah satu jenis sampah rumah tangga dengan potensi yang besar merusak lingkungan karena mempunyai sifat yang sulit terurai. Sampah plastik memerlukan waktu yang tidak sebentar atau sangat lama bahkan mencapai ratusan tahun agar dapat terurai atau terdekomposisi secara sempurna oleh tanah (Gunadi et al., 2020). Sampah plastik juga menjadi sampah yang paling banyak dibuang oleh manusia. Mengapa demikian? hal tersebut karena masyarakat menggunakan plastik untuk membantu dalam keperluan setiap harinya dan plastik melingkupi keseharian masyarakat, seperti membungkus barang atau produk jualan menggunakan plastik, pembelian barang-barang yang masih menggunakan plastik sebagai bahan kemasannya, penggunaan plastik sebagai wadah saat berbelanja kebutuhan, dan lainnya. Sehingga, keberadaan plastik masih melekat dengan erat di kehidupan masyarakat. Melalui hal tersebut, membuat timbunan sampah plastik begitu banyak. Indonesia sendiri pernah menempati urutan kedua sebagai penghasil sampah plastik sebanyak 187,2 juta ton setelah China sebanyak 262,9 juta ton. Pada tahun 2023, Indonesia telah menghasilkan sebanyak 12,87 juta ton sampah plastik. Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati, menyebutkan bahwasanya sampah plastik masih menjadi isu serius yang dihadapi Indonesia. Berdasarkan hal tersebut dan begitu banyaknya keberadaan sampah plastik, maka diperlukan upaya, solusi dan pencegahan terkait segala hal yang berpotensi menimbulkan sampah plastik untuk dapat mengatasi permasalahan, dan penimbunan sampah plastik agar tidak terkena dampak buruk dari sampah plastik.

Konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) menjadi salah satu solusi yang efektif dalam  mengatasi permasalahan sampah plastik dengan menerapkan dan melaksanakan salah satu dari bagian konsep 3R yakni Recycle atau mendaur ulang sampah plastik yang sudah tidak terpakai dan telah dibuang. Contoh nyata dari kegiatan mendaur ulang sampah plastik sebagai upaya untuk menanggulangi sampah plastik yaitu dengan ecobrick. Ecobrick menjadi salah satu upaya alternatif dan upaya kreatif untuk dapat mengelola sampah plastik dengan ramah lingkungan serta dapat diubah menjadi barang ataupun benda yang memiliki nilai guna, mengurangi pencemaran, dan racun yang dihasilkan oleh sampah plastik. Lalu apa itu ecobrick? Ecobrick berasal dari dua kata, yaitu eco dan brick yang berarti bata ramah lingkungan yang menjadi alternatif untuk bata konvensional dalam mendirikan bangunan. Oleh karena itu, ecobrick merupakan botol plastik yang diisi dengan padat menggunakan sampah non biologis, yaitu plastik (Ecobrick.org, 2015). Ecobrick adalah cara mengolah sampah plastik bekas dengan menggunakan botol plastik bekas yang diisi dengan beragam sampah plastik hingga penuh dan botol plastik tersebut menjadi padat akan sampah plastik. Botol plastik yang telah terisi oleh sampah-sampah plastik tersebut dapat diolah dengan merangkainya menjadi barang yang berguna dan bermanfaat di kehidupan sehari-hari.

Ecobrick bertujuan agar dapat mengurangi sampah plastik dan mendaur ulang dengan menggunakan botol plastik guna dapat dijadikan sesuatu yang lebih berguna. Ecobrick dapat diubah menjadi benda apapun tergantung kreatifitas dari pembuatnya, seperti ecobrick dapat

diubah menjadi perabot rumah tangga yang berguna yakni vas bunga, kursi, meja, dan sebagainya. Fungsi dari ecobrick itu sendiri tidak untuk membuat sampah plastik hancur, tetapi agar dapat membuat usia plastik menjadi lebih panjang, dan mengolahnya dengan mengubah menjadi barang yang berguna, serta sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menunjang kepentingan manusia. Pelaksanaan ecobrick perlu dilaksanakan dengan berkesinambungan dan terus-menerus serta memerlukan partisipasi aktif dari seluruh masyarakat agar manfaat dari ecobrick itu sendiri dapat dirasakan secara bersama dan secara perlahan membuat lingkungan menjadi lebih bersih. Pemahaman akan pembuatan ecobrick juga diperlukan agar hasilnya dapat maksimal dan sesuai tujuan.

Pelaksanaan ecobrick dapat dimulai lewat diri sendiri meliputi kesadaran diri dan mulai membiasakan diri untuk mengumpulkan sampah plastik yang dihasilkan oleh diri sendiri lalu memasukannya ke dalam botol plastik yang akan semakin bertambah banyak dan dapat dirangkai atau disusun menjadi barang yang berguna seperti meja dan kursi. Sampah plastik yang dihasilkan pun seiring berjalannya waktu akan terus bertambah, maka dari itu daripada dibiarkan terus menumpuk dan dibuang begitu saja lebih baik di daur ulang lewat ecobrick. Melalui ecobrick akan membuat sampah-sampah plastik tersimpan dan terjaga di dalam botol, sehingga sampah plastik tidak perlu dibakar, tertimbun dan hingga menggunung. Hal tersebut menjadi bentuk kepedulian yang dilakukan untuk sebagai upaya menjaga lingkungan yang bersih dan sehat. Selain itu, perlu untuk mengadakan sosialisasi atau dengan memberikan edukasi terkait ecobrick itu sendiri kepada masyarakat luas agar dapat membuat masyarakat mengetahui bagaimana cara membuat ecobrick, manfaat yang dapat dirasakan dari ecobrick, dan meningkatkan pemahaman masyarakat terkait pentingnya ketersediaan ecobrick yang dapat menyokong untuk kesehatan dan kebersihan lingkungan. Pembuatan ecobrick dapat dikatakan tidak sulit karena bahan yang diperlukan sangat mudah ditemukan di sekitar, bahkan masyarakat lah yang menghasilkan bahan tersebut yakni sampah plastik. Hal semacam ini perlu dilaksanakan, guna menciptakan kehidupan yang aman, sehat, dan nyaman dengan peduli untuk membentuk lingkungan yang sehat dan bersih.

 

DAFTAR PUSTAKA

Candra, C., Sutarna, N., Mustika, M., Utami, M. C., & Cahyani, N. D. (2023). Pemanfaatan Sampah Plastik Melalui Ecobrick Di Desa Cikondang. BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(4), 2731-2739.

 

Gunadi, R. A. A., Parlindungan, D. P., Parta Santi, A. U., Aswir, & Aburahman, A. (2020). Bahaya Sampah Plastik bagi Kesehatan dan Lingkungan. ABSYARA: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat , 1 (2714–6286), 1–8. https://doi.org/10.29408/ab.v1i2.2749

 

Istirokhatun, T. (2019). Pelatihan pembuatan ecobricks sebagai pengelolaan sampah plastik di RT 01 RW 05, Kelurahan Kramas, Kecamatan Tembalang, Semarang. Jurnal Pasopati, 1(2).

 

Ningrum, R. T., Marheni, E., Alauddin, N. H., & Kusumandani, R. B. (2022). Pembuatan  Ecobrick sebagai Barang Tepat Guna dan Upaya Mengurangi Sampah Plastik. Jurnal  Bina Desa, 4(3), 387-393.

 

Utomo, M. A. P., Witjoro, A., Rakhmawati, Y., Lelitawati, M., Lestari, S. R., Maslikah, S. I.,  ... & Rudianto, R. (2023). Seni pemanfaatan limbah plastik melalui ecobrick sebagai  upaya pengelolaan sampah berkelanjutan di sekolah. Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS), 6(3), 453-466.

 

Widiyasari, R., Zulfitria, Z., & Fakhirah, S. (2021, November). Pemanfaatan sampah plastik dengan metode ecobrick sebagai upaya mengurangi limbah plastik. In Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ (Vol. 1, No. 1).

 

7,2 Juta Ton Sampah di Indonesia Belum Terkelola Dengan Baik. (2023, Agustus). Kemenko  PMK. Retrieved Juli, 2024, from https://www.kemenkopmk.go.id/72-juta-ton-sampah[1]di-indonesia-belum-terkelola dengan baik#:~:text=7%2C2%20Juta%20Ton%20Sampah%20 di%20Indonesia%20Belum%20Terkelola%20Dengan%20Baik,Gatot%20%3A%20Butuh%20Revolusi&text=Dari%20total%20produksi%20sampah %20nasion

12 Juta Ton Sampah Plastik Menumpuk di RI, Terjadi Antrean Truk ke TPA. (2024, Februari). TKN PSL. Retrieved Juli, 2024, from https://sampahlaut.id/2024/02/07/12-juta-ton[1]sampah-plastik-menumpuk-di-ri-terjadi-antrean-truk-ke-tpa


fkm.unair.ac.id/upaya-pengolahan-sampah-plastik-menggunakan-ecobrick/