MENGENAL
ECOBRICK : PENTINGNYA MEMANFAATKAN SAMPAH
PLASTIK MENJADI
BARANG YANG MEMILIKI NILAI GUNA
Oleh:
Erna Maria Mangulu
Dalam kehidupan
sehari-hari akan selalu dilingkupi dengan kehadiran sampah di sekeliling
manusia. Bagaimana tidak? berbagai aktivitas yang dilakukan oleh manusia
tentunya akan menggunakan barang-barang, alat, produk, bahan-bahan dan lainnya
yang berpotensi menimbulkan
sampah, sehingga dapat dikatakan bahwa kegiatan manusia melibatkan sampah di
dalamnya. Selain itu, kehadiran sampah dapat disebabkan karena meningkatnya
jumlah penduduk yang terdapat di suatu wilayah dan dapat berasal dari alam atau
lingkungan sekitar. Hingga saat ini, kehadiran sampah itu sendiri masih menjadi
permasalahan penting bagi umat manusia. Keberadaan sampah yang dibiarkan dan
terjadi penumpukan sampah secara terus menerus akan membawa pengaruh buruk bagi
kesehatan dan terhadap lingkungan itu sendiri, seperti lingkungan menjadi
tercemar, terjadi bencana alam, menimbulkan penyakit, nilai estetika suatu
lingkungan menjadi hilang atau merusak pemandangan, pencemaran tanah, air, dan
udara, serta lainnya. Kehadiran sampah di Indonesia begitu banyak. Indonesia
juga menjadi salah satu negara yang menyumbang sampah terbanyak di dunia.
Berdasarkan pada data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022 menyatakan terkait hasil input
dari 202 kabupaten/kota se[1]Indonesia
bahwa jumlah timbunan
sampah nasional mencapai hingga 21,1 juta ton.
Mengenai sampah itu
sendiri, tidak luput dengan sampah plastik, yang dimana sampah plastik adalah
salah satu jenis sampah rumah tangga dengan potensi yang besar merusak lingkungan
karena mempunyai sifat yang sulit terurai. Sampah plastik memerlukan waktu yang
tidak sebentar atau sangat lama bahkan mencapai ratusan tahun agar dapat terurai
atau terdekomposisi secara sempurna oleh tanah (Gunadi et al., 2020). Sampah plastik juga menjadi sampah yang paling
banyak dibuang oleh manusia. Mengapa demikian? hal tersebut karena masyarakat menggunakan
plastik untuk membantu dalam keperluan setiap harinya dan plastik melingkupi
keseharian masyarakat, seperti membungkus barang atau produk jualan menggunakan
plastik, pembelian barang-barang yang masih menggunakan plastik sebagai bahan
kemasannya, penggunaan plastik sebagai wadah saat berbelanja kebutuhan, dan
lainnya. Sehingga, keberadaan plastik masih melekat dengan erat di kehidupan
masyarakat. Melalui hal tersebut, membuat timbunan sampah plastik begitu banyak.
Indonesia sendiri pernah menempati urutan kedua sebagai penghasil sampah
plastik sebanyak 187,2 juta ton setelah China sebanyak 262,9 juta ton. Pada
tahun 2023, Indonesia telah menghasilkan sebanyak 12,87 juta ton sampah
plastik. Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati, menyebutkan bahwasanya sampah plastik
masih menjadi isu serius yang dihadapi Indonesia. Berdasarkan hal tersebut dan
begitu banyaknya keberadaan sampah plastik, maka diperlukan upaya, solusi dan
pencegahan terkait segala hal yang berpotensi menimbulkan sampah plastik untuk
dapat mengatasi permasalahan, dan penimbunan sampah plastik agar tidak terkena
dampak buruk dari sampah plastik.
Konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) menjadi salah
satu solusi yang efektif dalam mengatasi permasalahan
sampah plastik dengan menerapkan dan melaksanakan salah satu dari bagian konsep
3R yakni Recycle atau mendaur ulang sampah plastik yang sudah tidak terpakai dan
telah dibuang. Contoh nyata dari kegiatan mendaur ulang sampah plastik sebagai
upaya untuk menanggulangi sampah plastik yaitu dengan ecobrick. Ecobrick
menjadi salah satu upaya alternatif dan upaya kreatif untuk dapat mengelola
sampah plastik dengan ramah lingkungan serta dapat diubah menjadi barang
ataupun benda yang memiliki nilai guna, mengurangi pencemaran, dan racun yang
dihasilkan oleh sampah plastik. Lalu apa itu ecobrick? Ecobrick berasal dari
dua kata, yaitu eco dan brick yang berarti bata ramah lingkungan yang menjadi
alternatif untuk bata konvensional dalam mendirikan bangunan. Oleh karena itu,
ecobrick merupakan botol plastik yang diisi dengan padat menggunakan sampah non
biologis, yaitu plastik (Ecobrick.org,
2015). Ecobrick adalah cara mengolah sampah plastik bekas dengan menggunakan
botol plastik bekas yang diisi dengan beragam sampah plastik hingga penuh dan
botol plastik tersebut menjadi padat akan sampah plastik. Botol plastik yang telah
terisi oleh sampah-sampah plastik tersebut dapat diolah dengan merangkainya
menjadi barang yang berguna dan bermanfaat di kehidupan sehari-hari.
Ecobrick bertujuan agar dapat mengurangi sampah plastik dan mendaur ulang dengan menggunakan botol plastik guna dapat dijadikan sesuatu yang lebih berguna. Ecobrick dapat diubah menjadi benda apapun tergantung kreatifitas dari pembuatnya, seperti ecobrick dapat
diubah menjadi perabot rumah tangga yang berguna yakni vas bunga, kursi, meja, dan sebagainya. Fungsi dari ecobrick itu sendiri tidak untuk membuat sampah plastik hancur, tetapi agar dapat membuat usia plastik menjadi lebih panjang, dan mengolahnya dengan mengubah menjadi barang yang berguna, serta sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menunjang kepentingan manusia. Pelaksanaan ecobrick perlu dilaksanakan dengan berkesinambungan dan terus-menerus serta memerlukan partisipasi aktif dari seluruh masyarakat agar manfaat dari ecobrick itu sendiri dapat dirasakan secara bersama dan secara perlahan membuat lingkungan menjadi lebih bersih. Pemahaman akan pembuatan ecobrick juga diperlukan agar hasilnya dapat maksimal dan sesuai tujuan.
Pelaksanaan ecobrick
dapat dimulai lewat diri sendiri meliputi kesadaran diri dan mulai membiasakan
diri untuk mengumpulkan sampah plastik yang dihasilkan oleh diri sendiri lalu
memasukannya ke dalam botol plastik yang akan semakin bertambah banyak dan
dapat dirangkai atau disusun menjadi barang yang berguna seperti meja dan
kursi. Sampah plastik yang dihasilkan pun seiring berjalannya waktu akan terus
bertambah, maka dari itu daripada dibiarkan terus menumpuk dan dibuang begitu
saja lebih baik di daur ulang lewat ecobrick. Melalui ecobrick akan membuat
sampah-sampah plastik tersimpan dan terjaga di dalam botol, sehingga sampah
plastik tidak perlu dibakar, tertimbun dan hingga menggunung. Hal tersebut menjadi
bentuk kepedulian yang dilakukan untuk sebagai upaya menjaga lingkungan yang bersih
dan sehat. Selain itu, perlu untuk mengadakan sosialisasi atau dengan
memberikan edukasi terkait ecobrick itu sendiri kepada masyarakat luas agar
dapat membuat masyarakat mengetahui bagaimana cara membuat ecobrick, manfaat
yang dapat dirasakan dari ecobrick, dan meningkatkan pemahaman masyarakat
terkait pentingnya ketersediaan ecobrick yang dapat menyokong untuk kesehatan
dan kebersihan lingkungan. Pembuatan ecobrick dapat dikatakan tidak sulit
karena bahan yang diperlukan sangat mudah ditemukan di sekitar, bahkan masyarakat
lah yang menghasilkan bahan tersebut yakni sampah plastik. Hal semacam ini perlu dilaksanakan,
guna menciptakan kehidupan yang aman, sehat, dan nyaman dengan peduli untuk
membentuk lingkungan yang sehat dan bersih.
DAFTAR
PUSTAKA
Candra,
C., Sutarna, N., Mustika, M., Utami, M. C., & Cahyani, N. D. (2023).
Pemanfaatan Sampah Plastik Melalui Ecobrick Di Desa Cikondang. BERNAS: Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 4(4), 2731-2739.
Gunadi,
R. A. A., Parlindungan, D. P., Parta Santi, A. U., Aswir, & Aburahman, A.
(2020). Bahaya Sampah Plastik bagi Kesehatan dan Lingkungan. ABSYARA: Jurnal Pengabdian
Pada Masyarakat , 1 (2714–6286), 1–8. https://doi.org/10.29408/ab.v1i2.2749
Istirokhatun,
T. (2019). Pelatihan pembuatan ecobricks sebagai pengelolaan sampah plastik di
RT 01 RW 05, Kelurahan Kramas, Kecamatan Tembalang, Semarang. Jurnal Pasopati, 1(2).
Ningrum,
R. T., Marheni, E., Alauddin, N. H., & Kusumandani, R. B. (2022). Pembuatan
Ecobrick sebagai
Barang Tepat Guna dan Upaya Mengurangi Sampah Plastik. Jurnal Bina Desa, 4(3), 387-393.
Utomo,
M. A. P., Witjoro, A., Rakhmawati, Y., Lelitawati, M., Lestari, S. R.,
Maslikah, S. I., ... &
Rudianto, R. (2023). Seni pemanfaatan limbah plastik melalui ecobrick sebagai upaya pengelolaan sampah
berkelanjutan di sekolah. Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS),
6(3), 453-466.
Widiyasari,
R., Zulfitria, Z., & Fakhirah, S. (2021, November). Pemanfaatan sampah
plastik dengan metode ecobrick sebagai upaya mengurangi limbah plastik. In
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
(Vol. 1, No. 1).
7,2 Juta Ton Sampah di Indonesia Belum Terkelola Dengan Baik. (2023, Agustus). Kemenko PMK. Retrieved Juli, 2024, from https://www.kemenkopmk.go.id/72-juta-ton-sampah[1]di-indonesia-belum-terkelola dengan baik#:~:text=7%2C2%20Juta%20Ton%20Sampah%20 di%20Indonesia%20Belum%20Terkelola%20Dengan%20Baik,Gatot%20%3A%20Butuh%20Revolusi&text=Dari%20total%20produksi%20sampah %20nasion
12 Juta Ton Sampah Plastik Menumpuk di RI, Terjadi Antrean Truk ke TPA. (2024, Februari). TKN PSL. Retrieved Juli, 2024, from https://sampahlaut.id/2024/02/07/12-juta-ton[1]sampah-plastik-menumpuk-di-ri-terjadi-antrean-truk-ke-tpa