(0362) 3302024
dlh@bulelengkab.go.id
Dinas Lingkungan Hidup

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA VARIETAS SELADA (Lactuca stiva L) PADA HIDROPONIK WICK SYSTEM

Admin dlh | 02 November 2022 | 191 kali

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA VARIETAS SELADA (Lactuca stiva L) PADA HIDROPONIK WICK SYSTEM

Oleh: 

Wayan Dadi, SP

 

 Media tanam disebut juga dengan media tumbuh bagi tanaman. Umumnya memiliki berbagai nutrisi, mineral, air, vitamin, serta kandungan lain yang tentunya dibutuhkan oleh tanaman, sehingga peran akar berperan penting dalam menyerap kandungan hara yang dimiliki media tanam bisa lebih optimal. Media tanaman hidroponik dapat dibagi dua, yaitu medium organik dan media anorganik. Media organik adalah media tanaman yang sebagian besar sebagian komponennya berasal dari organisme hidup seperti bagian-bagian tanaman misalnya potongan kayu, serbuk gergaji, arang sekam, arang kayu, serbuk sabut kelapa, batang pakis dan ijuk. Sedangkan media anorganik adalah media yang berasal dari benda mati seperti batu, kerikil, pasir, batu apung, dan pecahan genteng (Basuki, 2008). Di Indonesia limbah buah kelapa hasil pengolahan atau pengupasan yang dihasilkan per tahunnya mencapai sekitar 19,05 juta m3 yang terdiri atas 35% serat dan 65% serbuk sabut kelapa (Adiyati, 1999). Keunggulan cocopeat sebagai media tanam antara lain yaitu: dapat menyimpan air yang mengandung unsur hara, sifat cocopeat yang senang menampung air dalam pori-pori menguntungkan karena akan menyimpan pupuk cair sehingga frekuensi pemupukan dapat dikurangi dan di dalam cocopeat juga terkandung unsur hara dari alam yang sangat dibutuhkan tanaman, daya serap air tinggi, menggemburkan tanah dengan pH netral, dan menunjang pertumbuhan akar dengan cepat sehingga baik untuk pembibitan (Agoes, 1994). 

Hasil penelitian Manullang, dkk (2019) pengaruh nutrisi mix dan media tanam berbeda terhadap pertumbuhan dan produksi selada secara hidroponik dengan sistem wick. Penelitian Manullang menggunakan rancangan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial, yang terdiri atas dua faktor yang diteliti, yaitu: Faktor pertama Pemberian nutrisi mix, Faktor ke dua media tanam. Media tanam arang sekam padi berpengaruh nyata pada tinggi tanaman umur 3, 4 dan 5 hst, jumlah daun semua umur pengamatan dan berat basah tanaman. Pemberian nutrisi mix nutrisi mix 45 ml A + 45 ml B/liter air, menunjukkan pengaruh yang nyata pada tinggi tanaman umur 3 hst (hari setelah tanam) dan berat basah tanaman. Sistem wick adalah sistem pasif, yang berarti tidak ada bagian yang bergerak. Larutan nutrisi ditarik ke dalam media tumbuh dari wadah nutrisi dengan sumbu. Biasanya sumbu menggunakan kain flanel atau jenis bahan lain yang mudah menyerap air. Sistem wick biasanya menggunakan media tanam seperti rockwool, perlit, vermikulit, batu kerikil, hydroton, sekam bakar, dan cocopeat. Metode ini mudah dan sangat disarankan untuk pemula, banyak yang harus diperhatikan secara berkala. Mengontrol dan menambahkan cadangan larutan nutrisi jika sudah mulai berkurang, mengontrol kandungan nutrisi dengan TDS meter, juga mengontrol dan mengganti tanaman jika ada yang tidak tumbuh dengan sempurna.

Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang tersusun secara factorial yang terdiri dari dua faktor yaitu: Faktor I media tanam dalam netpot (M) dengan 3 taraf yaitu: M1: media tanam rockwool, M2: media tanam arang sekam, M3: media tanam cocopeat. Faktor II Varietas (V) dengan 2 taraf yaitu: V1: varietas selada kribo, V2: varietas selada merah. Variabel yang diamati yaitu: tinggi tanaman (cm), jumlah daun per tanaman (helai), berat basah tajuk (g), berat kering oven tajuk (g), berat basah akar (g), berat kering oven akar (g), berat basah total per tanaman (g), berat kering oven total per tanaman (g), luas daun per tanaman (cm2), volume akar (m3), berat segar nilai ekonomis (g) dan rasio daun-akar (g).

Dalam budidaya selada dengan sistem hidroponik media arang sekam lebih baik dari media rockwool dan cocopeat. Media tanam arang sekam (M2) memberikan pengaruh sangat nyata terhadap berat kering oven total terberat yaitu 8,57 gram. Hal ini, disebabkan arang sekam merupakan bahan organik yang masih mengandung unsur hara. Unsur hara ini mampu dimanfaatkan oleh tanaman pada sistem hidroponik. Arang sekam adalah sisa kulit padi yang dibakar dengan karakteristik yang istimewa, selain itu terdapat senyawa kimiawi dalam sekam bakar antara lain SiO2 dengan kadar 52% dan C sebanyak 31%, Fe2O3, K2O3, MgO3, CaO3, MnO3 dan Cu dengan jumlah yang kecil serta bahn organik lainnya (Supriati dan Herliana, 2011). Secara kimia, arang sekam memiliki kandungan unsur hara penting seperti Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg). Keasamannya netral sampai alkalis dengan kisaran pH 6,5 sampai 7. Arang dari sekam padi tidak mengandung garam-garam yang merugikan tanaman (Surdianto dkk, 2015). Varietas selada kribo lebih baik dari pada varietas selada merah dalam budidaya hidroponik pada media cocopeat, arang sekam dan rockwool. Varietas selada kribo memberikan hasil tinggi tanaman tetinggi yaitu 40,62 cm dan memberikan hasil luas daun terluas yaitu  26,47 cm. Hal ini karena selada kribo mampu beradaptasi dengan baik pada media hidroponik wick sistem dengan ketinggian tempat 39 mdpl (meter di atas permukaan laut). Selada kribo lebih toleran ditanam pada dataran rendah, dibandingkan dengan selada merah yang kurang baik jika ditamam pada dataran rendah (Khasmawati, 2019). 

Kombinasi media arang sekam dan varietas selada kribo (M2V1) memberikan pertumbuhan dan hasil yang terbaik pada sistem hidroponik wick system. kombinasi perlakuan (M2V1) mampu memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap variabel yang diamati yaitu berat basah akar terberat (20,93 g), berat basah total terberat (211,83 g), berat kering oven total terberat (9,93 g), dan volume akar tertinggi (55,00 cm3). Dari variabel ini menyatakan bahwa arang sekam mempunyai kandungan yang ideal, sehingga penyerapan unsur hara oleh akar sangat optimal, arang sekam juga menyediakan unsur hara mikro yang cocok untuk kebutuhan unsur hara tanaman selada.

 

DAFTAR PUSTAKA

Basuki, T.A. 2008. Pengaruh macam komposisi hidroponik terhadap pertumbuhan hasil selada (Lactuca Sativa L). Skripsi. Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta.

Adiyati, N., M. 1999. Kajian komposisi dan finansial pada pemanpaatan serbuk sabut kelapa sebagai media tanam lempengan. Skripsi. Institut pertanian Bogor.

Agoes, D. 1994. Berbagai Jenis Media Tanam dan Penggunaannya, Penebar Swadaya. Jakarta.

Manullang I. F., Syafrizal H dan Rita M. 2019. Pengaruh Pemberian Nutrisi MixDengan Media Tanam Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca Sativa) Secara Hidroponik Dengan Sistem Wick. Agricultural Research Journal. 15 (1): 82-90.

Surdianto Y, dkk. 2015. Panduan Teknis Cara Membuat Arang Sekam Padi. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat. Lembang.

Khasmawati. 2019. https://alamtan.com /budidaya-selada-kriting-organik.