PENGOLAHAN
LIMBAH DAPUR RUMAH MAKAN
Oleh:
Made Erna Wintari, SH
Dalam
artikel sebelumnya tentang “Perlu Ketahui Jenis Limbah Hasil Makanan di Rumah
Makan / Warung Makan” sudah kita ulas tentang jenis limbah yang harus diketahui
sebelum memilih rumah makan yang baik. Mungkin terdengar tidak higienis. Maka dari itu setiap rumah makan harus memperhatikan
pengelolaan limbah dapur yang baik agar terciptanya rasa nyaman bagi
pelanggannya. Dari limbah yang hasilkan dalam sebuah kegiatan rumah makan maka
perlu diupayakan pengadaan pengolahan limbah secara mandiri ke dalam sistem
pengolahan air limbah. Dan hal-hal yang perlu ada dalam sebuah rumah makan untuk
pengolahan limbah, diantaranya;
a. Tempat Sampah.
Bukan
hanya rumah makan tapi sebaiknya semua tempat menyediakan tempat sampah. Tapi di rumah makan sangat perlu
adanya tempat sampah baik untuk pengunjung ataupun di dalam dapur rumah makan
tersebut. Pilahlah limbah sampah ke dalam dua jenis sampah, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Buatlah tempat
sampah yang tertutup agar tidak didatangi serangga dan hewan lain, dan buatlah
pipa kucuran air jika ada sampah yang masih basah, salurankan pipa buangan
kucuran kedalam lubang bak pengendap lemak, ingat air kucuran sampah tersebut
mengandung bau tak sedap (dalam kurun waktu 10 hingga 12 jam akan mengalami
proses pembusukan). Atau jika terdapat sampah organik berupa sayur dan buah
rumah makan bisa mengolah menjadi eco
enzyme. Sampah anorganik yang d pilah bisa dijual ke bank sampah untuk bisa
meningkatkan nilai dari rumah makan tersebut.
b. Alat Penyaringan.
Alat penyaringan di dalam dapur dan
tempat pencucian piring gelas, alat ini berupa filter berjaring, alat ini
gunanya untuk menyaring limbah padat organik dengan air kotor. Alat penyaringan
ini diletakkan pada ruang tempat cuci piring gelas dan ruang dapur. Bersihkan
alat penyaringan setiap 1 hari 2 kali, hasil penyaringan kemudian limbah
dimasukkan dalam tempat sampah. Alat penyaringan ini dijual di pasaran dalam
bentuk bahan stainless steel.
c. Grease
Trap.
Grease
trap (jebakan lemak) adalah alat
penyaringan ataupun alat yang mampu memfilter antara air dan minyak hasil buang
limbah tempat cuci piring gelas dan dapur. Filter penyaringan air dan minyak
terletak di dalam drainase “got” dalam ruang tempat cuci dan dapur sebelum
masuk ke dalam bak pengendap lemak yang berada di luar bangunan dapur. Bersihkan
grease trap setiap 1 hari 3 kali saat
rumah makan istirahat siang, sore, dan malam ketika kegiatan rumah makan tutup.
Grease trap dijual di pasaran dalam
bahan stainless steel.
d. Bak Pengendap Lemak.
Bak pengendap lemak terbuat dari
dinding beton / bata finishing aci.
Bak pengendap lemak berfungsi untuk pengendapan limbah cair yang mengandung
sisa minyak yang mampu lewat dari grease
trap, lalu ditangkap ulang dalam bak pengendap lemak. Bak pengendap lemak
fungsinya hampir sama dengan grease trap,
bedanya adalah bak lemak terletak di luar bangunan dan dipasang setelah grease trap dan sebelum bak pengolahan
air. Bak pengendap lemak dibersihkan dalam waktu 1 minggu sekali.
e. Bak Kontrol.
Fungsi bak tersebut untuk dapat
mengontrol secara berkala aliran air yang keluar dari bak pengendap lemak yang
akan masuk ke bak pengolahan air. Bak kontrol akan menunjukkan kondisi air
minyak (lemak) yang telah terfilterasi oleh bak pengendap lemak. Ukuran bak kontrol
kurang lebih 60 cm x 60 cm kedalaman 60 cm, dengan tutup yang sewaktu-waktu
dapat dibuka.
f. Bak Pengolahan Air.
Bak pengolahan air adalah suatu bak
penampung air kotor yang tercampur dengan sisa minyak /lemak, namun telah melewati 2 proses
penyaringan sebelumnya sehingga pada bak pengolahan air ini adalah air limbah
sudah terfilter. Bak pengolahan air terbuat dari dinding beton / bata dengan finishing aci dan terdiri dari 3 sekat
ruang. Sekat yang pertama adalah ruang kosong untuk menampung
air kotor yang masuk dari bak pengendap lemak, sekat kedua berisi
ijuk, pasir, dan koral yang berfungsi sebagai filter pengendap kotoran dan yang
sekat ruang ketiga adalah ruang kosong berfungsi sebagai
filter penetral air kotor atau proses menuju sumur resapan. Dari bak pengolahan
air tersebut air sudah dapat dialirkan ataupun dibuang ke dalam sumur
peresapan. Ukuran dimensi bak pengolahan sangat disesuaikan dengan kapasitas
dari rumah makan tersebut. Berdasarkan pengalaman kami di lapangan untuk
kapasitas rumah makan dengan pengunjung 250 orang dengan 15 karyawan dapur dan
cuci, maka besar bak pengolahan lemak dengan dimensi ukuran Lebar 2 meter
Panjang 3 meter atau kapasitas kurang lebih 12 meter kubik air, dengan tinggi
(kedalaman) 2 meter yang menjadi ruang udara tinggi 40 cm, untuk ruang
endapan 60 cm dan ruang air 100 cm (1 meter).
g. Sumur Peresapan Air.
Sumur peresapan tersebut berfungsi
untuk proses pembuangan air yang telah mengalami filterisasi sebelumnya. Air
kemudian dikembalikan ke tanah dalam bentuk air yang tidak mengandung
pencemaran. Janganlah membuang air kotor kedalam saluran air kotor kota (riol
kota). Lebih baik air kita simpan ke dalam tanah kita dan meresap dalam tanah
lingkungan kita sehingga kita tidak menambah kapasitas debit jaringan riol
kota. Sumur resapan yang baik adalah terbuat dari susunan bata merah tanpa
diplester aci, hanya susunan bata memutar dibuat seperti lubang sumur. Langkah
pembuatannya, gali lubang sumuran dengan diameter 2 meter dan ke dalam kurang
lebih 3 meter (untuk kondisi tanah kering). Buahlah susunan bata merah
melingkar dengan diameter 1,5 Meter, isi dalam sumuran dengan lapisan pasir,
ijuk, pasir, ijuk, dan koral, kemudian isi keliling luar sumuran dengan koral,
kemudian tutup lubang dengan penutup cor beton yang mampu diangkat sewaktu-waktu.
Sumber gambar: Dokumentasi Dinas
Lingkungan Hidup
Sumber
:https://hakimhomint.wordpress.com/2017/04/28/cara-mengolah-limbah-dapur-resto/