(0362) 3302024
dlh@bulelengkab.go.id
Dinas Lingkungan Hidup

DAMPAK LIMBAH DETERGEN TERHADAP EKOSISTEM LINGKUNGAN

Admin dlh | 09 Mei 2022 | 41038 kali

DAMPAK LIMBAH DETERGEN TERHADAP

EKOSISTEM LINGKUNGAN

 

Oleh:

Komang Agus Triyasa, A.Md

 

 

Detergen merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi rumah tangga. Mencuci dengan menggunakan detergen merupakan satu hal yang sering dilakukan oleh ibu rumah tangga. Limbah detergen industri laundry ini akan menyebabkan turunnya kualitas bahan baku mutu perairan. Hal ini mengakibatkan terjadinya penurunan keanekaragaman biota air salah satunya kematian beberapa spesies ikan yang berada di ekosistem perairan. Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh berbagai kegiatan masyarakat yang membuang limbah ke dalam perairan maupun daratan tanpa mengetahui akibat yang akan terjadi pada kualitas perairan tersebut, kegiatan rumah tangga dapat membuat pencemaran sehingga mengganggu ekosistem lingkungan sekitar. Detergen dengan bahan-bahan aktifnya mempunyai sifat toksik dan mempunyai efek yang buruk terhadap lingkungan.

 

Dampak Limbah Air Detergen Terhadap Kesuburan Tanah

Detergen dapat membentuk banyak busa dalam air dan banyak jenis detergen sulit sekali diuraikan oleh enzim-enzim bakteri pengurai sehingga akan tetap utuh dan berbusa. Limbah detergen yang tidak dapat diurai dalam waktu yang singkat ini menyebabkan penurunan tingkat kesuburan tanah dan juga menyebabkan polusi udara karena baunya yang tidak sedap. Selain itu detergen dalam air buangan dapat meresap ke air tanah atau sumur-sumur di masyarakat. Air yang tercemar limbah detergen tidak baik bagi kesehatan karena dapat menyebabkan kanker. Kanker ini diakibatkan oleh menumpuknya surfaktan di dalam tubuh manusia.

Bahan lain yang terkandung dalam detergen adalah filler (pengisi). Filler adalah bahan tambahan detergen yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas. Contoh Sodium Sulfat. Sedangkan aditif adalah bahan suplemen atau tambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna. Bahan aditif ini sebenarnya tidak berhubungan langsung dengan daya cuci detergen. Aditif ditambahkan untuk komersialisasi produk atau agar produk dapat menarik perhatian konsumen. Contoh dari aditif adalah enzim, boraks, Natrium Klorida, Carboxy Methyl Cellulose (CMC). Sayangnya diantara zat-zat tersebut ada yang tidak bisa dihancurkan oleh mikroorganisme sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan. Limbah detergen juga menyebabkan pencemaran tanah yang menurunkan kualitas kesuburan tanah yang mengakibatkan tanaman serta membuat cacing menjadi mati. Padahal cacing berfungsi untuk menguraikan limbah organik maupun non organik dan menyuburkan tanah.

Ketika suatu zat berbahaya atau beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya. Berikut merupakan ciri-ciri tanah tercemar:

1.   Tanah tidak subur

2.   pH dibawah 6 (tanah asam) atau pH diatas 8 (tanah basa)

3.   Berbau busuk

4.   Kering

5.   Mengandung logam berat

6.   Mengandung sampah anorganik

Pencemaran tanah mempunyai dampak yang cukup mengkhawatirkan dan dapat menyebabkan gangguan besar dalam keseimbangan ekologi dan kesehatan makhluk hidup. Berikut adalah beberapa dampak buruk pencemaran tanah:

1.   Turunnya kesuburan tanah yang berakibat pada menurunnya produktifitas tanah. Tanah yang telah terkontaminasi susah bahkan tidak dapat menghasilkan tanaman yang sehat.

2.   Tanah akan kehilangan nutrisi alami yang terkandung di dalamnya. Tanaman juga tidak akan berkembang pada tanah tersebut, yang lebih lanjut akan mengakibatkan erosi tanah.

3.   Gangguan dalam keseimbangan flora dan fauna yang berada di dalam tanah.

4.   Peningkatan salinitas tanah yang akan menyebabkan tanah tandus.

5.   Pada umumnya tanaman tidak dapat tumbuh dan berkembang di tanah tercemar. Namun, jika beberapa tanaman berhasil tumbuh maka tanaman ini akan cukup beracun untuk menyebabkan masalah kesehatan yang serius bagi orang yang dekat atau mengkonsumsinya.

6.   Debu beracun adalah efek potensial lain dari pencemaran tanah.

7.   Polutan tanah akan membawa perubahan dalam struktur tanah, yang akan menyebabkan kematian berbagai organisme penting di dalamnya. Hal ini juga akan mempengaruhi predator yang lebih besar dan memaksa mereka untuk pindah ke tempat lain setelah mereka kehilangan pasokan makanannya beracun untuk menyebabkan masalah kesehatan yang serius bagi orang yang dekat atau mengkonsumsinya.

8.   Debu beracun adalah efek potensial lain dari pencemaran tanah.

9.   Polutan tanah akan membawa perubahan dalam struktur tanah, yang akan menyebabkan kematian berbagai organisme penting di dalamnya. Hal ini juga akan mempengaruhi predator yang lebih besar dan memaksa mereka untuk pindah ke tempat lain setelah mereka kehilangan pasokan makanannya.

Cara yang paling sederhana mengatasi pencemaran limbah detergen adalah dengan menanami selokan dengan tanaman air yang bisa menyerap zat pencemar. Tanaman yang bisa digunakan, antara lain jaringao, Pontederia cordata (bunga ungu), lidi air, futoy ruas, Thypa angustifolia (bunga coklat), melati air dan lili air. Cara ini sangat mudah, tapi hanya bisa menyerap sedikit zat pencemar dan tak bisa menyaring lemak dan sampah hasil dapur yang ikut terbuang ke selokan. Cara yang lebih efektif adalah membuat instalasi pengolahan yang sering disebut dengan sistem pengolahan air limbah (SPAL). Instalasi SPAL terdiri dari dua bagian, yaitu bak pengumpul dan tangki resapan. Di dalam bak pengumpul terdapat ruang untuk menangkap sampah yang dilengkapi dengan kasa 1 cm persegi, ruang untuk penangkap lemak, dan ruang untuk menangkap pasir. Tangki resapan dibuat lebih rendah dari bak pengumpul agar air dapat mengalir lancar. Di dalam tangki resapan ini terdapat arang dan batu koral yang berfungsi untuk menyaring zat-zat pencemar yang ada dalam limbah deterjen.