DAMPAK
LIMBAH DETERGEN TERHADAP
EKOSISTEM
LINGKUNGAN
Oleh:
Komang Agus
Triyasa, A.Md
Detergen merupakan
salah satu kebutuhan pokok bagi rumah tangga. Mencuci dengan menggunakan
detergen merupakan satu hal yang sering dilakukan oleh ibu rumah tangga. Limbah
detergen industri laundry ini akan
menyebabkan turunnya kualitas bahan baku mutu perairan. Hal ini mengakibatkan
terjadinya penurunan keanekaragaman biota air salah satunya kematian beberapa
spesies ikan yang berada di ekosistem perairan. Pencemaran lingkungan yang
disebabkan oleh berbagai kegiatan masyarakat yang membuang limbah ke dalam
perairan maupun daratan tanpa mengetahui akibat yang akan terjadi pada kualitas
perairan tersebut, kegiatan rumah tangga dapat membuat pencemaran sehingga
mengganggu ekosistem lingkungan sekitar. Detergen dengan bahan-bahan aktifnya
mempunyai sifat toksik dan mempunyai efek yang buruk terhadap lingkungan.
Dampak Limbah Air Detergen Terhadap
Kesuburan Tanah
Detergen dapat
membentuk banyak busa dalam air dan banyak jenis detergen sulit sekali
diuraikan oleh enzim-enzim bakteri pengurai sehingga akan tetap utuh dan
berbusa. Limbah detergen yang tidak dapat diurai dalam waktu yang singkat ini
menyebabkan penurunan tingkat kesuburan tanah dan juga menyebabkan polusi udara
karena baunya yang tidak sedap. Selain itu detergen dalam air buangan dapat
meresap ke air tanah atau sumur-sumur di masyarakat. Air yang tercemar limbah
detergen tidak baik bagi kesehatan karena dapat menyebabkan kanker. Kanker ini
diakibatkan oleh menumpuknya surfaktan di dalam tubuh manusia.
Bahan lain yang
terkandung dalam detergen adalah filler (pengisi). Filler adalah bahan tambahan
detergen yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah
kuantitas. Contoh Sodium Sulfat. Sedangkan aditif adalah bahan suplemen atau
tambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnya pewangi, pelarut,
pemutih, pewarna. Bahan aditif ini sebenarnya tidak berhubungan langsung dengan
daya cuci detergen. Aditif ditambahkan untuk komersialisasi produk atau agar
produk dapat menarik perhatian konsumen. Contoh dari aditif adalah enzim,
boraks, Natrium Klorida, Carboxy Methyl Cellulose (CMC). Sayangnya diantara
zat-zat tersebut ada yang tidak bisa dihancurkan oleh mikroorganisme sehingga
menyebabkan pencemaran lingkungan. Limbah detergen juga menyebabkan pencemaran
tanah yang menurunkan kualitas kesuburan tanah yang mengakibatkan tanaman serta
membuat cacing menjadi mati. Padahal cacing berfungsi untuk menguraikan limbah
organik maupun non organik dan menyuburkan tanah.
Ketika suatu zat berbahaya
atau beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu
air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah
kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah
tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat
mencemari air tanah dan udara di atasnya. Berikut merupakan ciri-ciri tanah
tercemar:
1. Tanah
tidak subur
2. pH
dibawah 6 (tanah asam) atau pH diatas 8 (tanah basa)
3. Berbau
busuk
4. Kering
5. Mengandung
logam berat
6. Mengandung
sampah anorganik
Pencemaran tanah
mempunyai dampak yang cukup mengkhawatirkan dan dapat menyebabkan gangguan
besar dalam keseimbangan ekologi dan kesehatan makhluk hidup. Berikut adalah
beberapa dampak buruk pencemaran tanah:
1. Turunnya
kesuburan tanah yang berakibat pada menurunnya produktifitas tanah. Tanah yang
telah terkontaminasi susah bahkan tidak dapat menghasilkan tanaman yang sehat.
2. Tanah
akan kehilangan nutrisi alami yang terkandung di dalamnya. Tanaman juga tidak
akan berkembang pada tanah tersebut, yang lebih lanjut akan mengakibatkan erosi
tanah.
3. Gangguan
dalam keseimbangan flora dan fauna yang berada di dalam tanah.
4. Peningkatan
salinitas tanah yang akan menyebabkan tanah tandus.
5. Pada
umumnya tanaman tidak dapat tumbuh dan berkembang di tanah tercemar. Namun,
jika beberapa tanaman berhasil tumbuh maka tanaman ini akan cukup beracun untuk
menyebabkan masalah kesehatan yang serius bagi orang yang dekat atau
mengkonsumsinya.
6. Debu
beracun adalah efek potensial lain dari pencemaran tanah.
7. Polutan
tanah akan membawa perubahan dalam struktur tanah, yang akan menyebabkan
kematian berbagai organisme penting di dalamnya. Hal ini juga akan mempengaruhi
predator yang lebih besar dan memaksa mereka untuk pindah ke tempat lain
setelah mereka kehilangan pasokan makanannya beracun untuk menyebabkan masalah
kesehatan yang serius bagi orang yang dekat atau mengkonsumsinya.
8. Debu
beracun adalah efek potensial lain dari pencemaran tanah.
9. Polutan
tanah akan membawa perubahan dalam struktur tanah, yang akan menyebabkan
kematian berbagai organisme penting di dalamnya. Hal ini juga akan mempengaruhi
predator yang lebih besar dan memaksa mereka untuk pindah ke tempat lain
setelah mereka kehilangan pasokan makanannya.
Cara
yang paling sederhana mengatasi pencemaran limbah detergen adalah dengan
menanami selokan dengan tanaman air yang bisa menyerap zat pencemar. Tanaman
yang bisa digunakan, antara lain jaringao, Pontederia cordata (bunga ungu),
lidi air, futoy ruas, Thypa angustifolia (bunga coklat), melati air dan lili
air. Cara ini sangat mudah, tapi hanya bisa menyerap sedikit zat pencemar dan
tak bisa menyaring lemak dan sampah hasil dapur yang ikut terbuang ke selokan.
Cara yang lebih efektif adalah membuat instalasi pengolahan yang sering disebut
dengan sistem pengolahan air limbah (SPAL). Instalasi SPAL terdiri dari dua
bagian, yaitu bak pengumpul dan tangki resapan. Di dalam bak pengumpul terdapat
ruang untuk menangkap sampah yang dilengkapi dengan kasa 1 cm persegi, ruang
untuk penangkap lemak, dan ruang untuk menangkap pasir. Tangki resapan dibuat
lebih rendah dari bak pengumpul agar air dapat mengalir lancar. Di dalam tangki
resapan ini terdapat arang dan batu koral yang berfungsi untuk menyaring
zat-zat pencemar yang ada dalam limbah deterjen.