MENGENAL OZON (O3)
Oleh:
Made Witari, S.ST, M.Si
O3 atau yang
dikenal dengan Ozon pertama kali ditemukan oleh Christian Friedrich Schonbein
pada tahun 1840. Penamaan ozon diambil dari bahasa yunani ozein yang berarti smell atau bau. Ozon dikenal sebagai gas
yang tidak memiliki warna. Soret pada tahun 1867 mengumumkan bahwa ozon adalah
sebuah molekul gas yang terdiri tiga buah atom oksigen (https://ozonsilampari.wordpress.com/tag/proses-terjadinya).
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan kata ozon sebagai lapisan udara yang
terdapat di atmosfer berasal dari oksigen yang mengalami perubahan akibat
adanya aliran listrik setelah petir dan guruh silih berganti atau karena
pengaruh sinar ultraviolet matahari (http://kbbi.co.id/arti-kata/ozon).
Chapman (1930) menjelaskan
bahwa sinar ultraviolet dari pancaran sinar matahari mampu menguraikan gas
oksigen di udara bebas. Molekul oksigen tadi terurai menjadi dua buah atom
oksigen, proses ini kemudian dikenal dengan nama photolysis. Lalu atom oksigen
tadi secara alamiah bertumbukan dengan molekul gas oksigen yang ada
disekitarnya, lalu terbentuklah ozon. Ozon yang terdapat pada lapisan
stratosphere yang kita kenal dengan nama ozone layer (lapisan ozon) adalah ozon
yang terjadi dari hasil proses alamiah photolysis ini. Lapisan ozon berada pada
ketinggian 19 – 48 km (12 – 30 mil) di atas permukaan bumi. Peristiwa ini telah
terjadi sejak berjuta-juta tahun yang lalu (https://ozonsilampari.wordpress.com/tag/proses-terjadinya).
Manfaat ozon dalam perindustrian digunakan
untuk: 1). Mengenyahkan kuman sebelum dibotolkan (antiseptik), 2). Menghapuskan
pencemaran dalam air (besi, arsen, hidrogen sulfida, nitrit, dan bahan organik
kompleks yang dikenal sebagai warna), 3). Membantu proses flokulasi (proses
pengabungan molekul untuk membantu penapis menghilangkan besi dan arsenik), 4).
Mencuci, dan memutihkan kain (dipaten), 5). Membantu mewarnakan plastik, dan 6).
Menentukan ketahanan getah (https://id.wikipedia.org/wiki/Ozon).
Sedangkan manfaat ozon
di dunia medis : 1). Menghancurkan kuman, 2). Menghilangkan pencemaran dalam air, 3). Oxygenative: meningkatkan kemampuan darah
untuk menyerap dan mengangkut lebih banyak oksigen ke seluruh tubuh dimana meningkatnya
oksigen dalam tubuh akan dipompa ke semua jaringan dan organ, 4). Revitalisasi: Meningkatkan metabolisme
tubuh, daya tahan tubuh, mengembalikan dan mengoptimalkan fungsi organ tubuh,
terlebih kepada pasien penyakit degenerative, 5). Imunomodulator: mampu merangsang
pertahanan kekebalan tubuh, yang berkurang ketika reaksi kekebalan modular atau
diperburuk yang menyebabkan penyakit autoimmune, dan 6). Regenerator dan
biostimulasi: mampu meningkatkan regenerasi berbagai jenis jaringan
(penyembuhan luka pada jaringan) untuk kecantikan (http://www.pakmono.com/
2016/02/manfaat-lapisan-ozon-bagi ke hidupan-manusia-di-bumi.html).
Manfaat ozon di luar
dunia medis antara lain: 1). Lapisan ozon sangat bermanfaat bagi kehidupan di
Bumi karena melindungi kita dengan cara menyerap 90% radiasi sinar ultraviolet
(UV) yang dipancarkan oleh matahari, 2). Melindungi seluruh permukaan bumi dari
efek buruk sinar UV utamanya untuk mencegah manusia dari terjangkit kanker
kulit dan katarak akibat radiasi sinar UV. Ketika sinar ultraviolet mengenai
bumi, maka lapisan ozon menahannya walaupun ada yang terlepas dalam jumlah yang
sedikit. Jadi jika tidak ada lapisan ozon, maka sinar ultraviolet yang
dipancarkan oleh matahari akan langsung jatuh ke bumi yang sangat berbahaya
bagi kita (https://ozonsilampari.wordpress.com/tag/proses-terjadinya).
Ozon selain memberi
berbagai manfaat ternyata dapat menimbulkan kerugian karena sangat beracun dan
berbahaya. Ozon yang bisa menimbulkan kerugian ini adalah ozon di muka bumi.
Ozon di muka bumi terbentuk oleh sinar ultraviolet yang menguraikan molekul O3
membentuk unsur oksigen. Unsur oksigen ini bila bercampur dengan N2 akan
membentuk Nitrogen Oksida (NOX) yang sangat beracun dan berbahaya karena bisa
meningkatkan resiko infeksi pada saluran pernapasan (http://airpollution2014.weebly.com/dampak-pencemaran-udara-nitrogen-oksida).
Sebanyak 90% konsentrasi ozon terdapat di Stratosfer
di ketinggian 35 - 45 km diatas permukaan bumi membentuk lapisan
ozon, sisa 10% terdapat di Troposfer (permukaan bumi). Berkebalikan dengan
fungsi ozon di Stratosfer, ozon pada lapisan Troposfer merupakan pencemar udara
yang dapat merusak fungsi pernafasan pada manusia serta tumbuhan.
Pengendalian konsumsi dan
produksi bahan perusak ozon dapat dilakukan untuk perlindungan lapisan ozon. Sejak
ditemukannya lubang ozon di atas benua Antartika oleh Joe Farman pada tahun
1985, maka seluruh negara di dunia menyepakati suatu perjanjian internasional
yaitu Konvensi Wina. Konvensi Wina menyepakati adanya jalinan kerjasama dalam
melakukan observasi, penelitian, dan pertukaran informasi mengenai kegiatan
manusia terkait dengan lapisan ozon sehingga dapat dilakukan pengaturan baik
legislatif maupun administratif dalam mencegah kerusakan lapisan ozon. Konvensi
Wina ditindaklanjuti dengan Protokol Montreal pada tahun 1987. Protokol
Montreal menjelaskan langkah-langkah yang harus diambil oleh para pihak untuk
membatasi produksi dan konsumsi bahan-bahan perusak ozon yang diawasi yaitu CFC
dan Halon. Pada tahun 2011 sebanyak 197 negara telah meratifikasi Protokol
Montreal dan berkomitmen untuk mengendalikan konsumsi dan produksi BPO (Bahan
Perusak Ozon) sesuai ketentuan yang disepakati. Beberapa Keputusan Presiden yang mengatur tentang
Perlindungan Lapisan Ozon, antara lain:
Sumber Gambar:
https://id.depositphotos.com/stock-photos/trioksigen.html