(0362) 3302024
dlh@bulelengkab.go.id
Dinas Lingkungan Hidup

PENGELOLAAN TUKAD SABA DI KABUPATEN BULELENG MELALUI MODEL PEMBANGUNAN PARTISIPATORIS MENUJU DESTINASI WISATA SUNGAI

Admin dlh | 20 Januari 2022 | 657 kali

PENGELOLAAN TUKAD SABA DI KABUPATEN BULELENG MELALUI MODEL PEMBANGUNAN PARTISIPATORIS  MENUJU DESTINASI WISATA SUNGAI

                     

Oleh: Made Witari. SST. M.Si


Daerah aliran sungai (DAS) Saba merupakan salah satu DAS yang ada di Kabupaten Buleleng. Sungai dalam bahasa yang digunakan di Bali biasa disebut dengan tukad yang merupakan salah satu sungai penting yang bermuara ke Laut Bali dekat Seririt. Dalam batasan drainase, Sungai Saba adalah salah satu sungai terbesar di Bali dan bermuara di sepanjang pantai utara. Sungai Saba memiliki panjang sekitar 36 km, dan mengalir melalui daerah Buleleng yang relatif kering.

DAS Saba merupakan salah satu pemasok air untuk lahan pertanian yang ada di daerah Buleleng. Selain itu, Tukad Saba merupakan sungai lintas kabupaten yang daerah pengalirannya meliputi Kabupaten Tabanan dan Kabupaten Buleleng. Hulu Tukad Saba berada di Desa Pujungan Kecamatan Pupuan Kabupaten Tabanan dan muaranya berada di Desa Pengastulan Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng. Air Tukad Saba di bendung untuk penyediaan air irigasi, serta pembangkit listrik.

Dahulu, Tukad Saba sangat identik dengan pencemaran sampah terutama di daerah hilir / muara sungai yang berlokasi di Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt. Seperti yang terlihat di aliran muara Tukad Saba Kelurahan Seririt, sampah plastic menghiasi muara sungai, kesucian dari pada aliran sungai tersebut seakan tidak berarti. Selain itu, pencemaran sampah akan merusak ekosistem lingkungan dan bencana ekologi. Bahkan ancaman serius bagi pariwisata di Bali Utara yang salah satu andalannya habitat lumba-lumba yang hidup diperairan Buleleng. Penyebab tercemarnya Tukad Seririt ini diduga ulah oknum yang sengaja membuang sampah tanpa memperhatikan dampak bahaya Lingkungan. Tidak hanya mengotori lautan, sampah plastik dapat merusak biota laut, merusak terumbu karang, dan berbahaya bagi keberlangsungan kehidupan manusia.

Namun kondisi Tukad Saba sangat berbeda saat ini, dimana Tukad Saba kondisinya sudah jauh lebih bersih karena hal ini tidak terlepas dari peran pemerintah daerah khususnya Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng yang telah membentuk kelompok petugas sungai yang berjumlah 12 orang pada bulan Januari 2020.  Petugas sungai secara rutin bertugas untuk melakukan penataan dan pembersihan sungai dari sampah khususnya sampah plastik.

Dengan kondisi Tukad Saba yang saat ini cukup bersih maka atraksi wisata air di Tukad Saba yang berbasis pada potensi perairan dapat dijadikan salah satu usaha diversifikasi atraksi yang dapat ditawarkan kepada konsumen atau wisatawan. Beberapa aktivitas wisata sungai yang nantinya dapat dilakukan di area Tukad Saba adalah :

1. Berperahu atau berkano (canoeing); yaitu berwisata dengan menggunakan perahu-perahu kecil mengelilingi sungai untuk menikmati pemandangan alam sambil melihat budaya masyarakat yang tinggal disekitar Tukad Saba.

2. Trekking : Berjalan menyusuri bantaran sungai / Tukad Saba sambil melihat pemandangan alam disekitar sungai

3.  Wisata Susur Sungai dengan perahu tradisional atau berupa rakit bamboo yang berjalan pelan menyusuri sungai.

4. Memancing dan foto selfi :  kegiatan memancing sangat digemari oleh beberapa wisatawan terutama wisatawan nusantara sambil berfoto selfi.


Pengelolaan Tukad Saba sebagai destinasi wisata sungai dapat diwujudkan melalui model pembangunan partisipatoris. Beberapa azas yang menjadi dasar keberhasilan dalam pembangunan partisipatoris di Tukad Saba adalah :

1.   Azas Partisipatif

Bahwa untuk mewujudkan Tukad Saba sebagai destinasi wisata sungai dibutuhkan partisipasi aktif dari para pihak yang berkepentingan yang dapat diuraikan menjadi : warga masyarakat, pemerintah, komponen pariwisata, kelompok lembaga swadaya masyarakat serta generasi muda (pelajar dan mahasiswa). Adapun bentuk partisipasi ini antara lain, partisipasi langsung dalam kegiatan pencegahan dan penanganan sumber-sumber yang mengakibatkan terjadinya pencemaran di Tukad Saba, melibatkan stakeholder dalam perencanaan dan pengambilan keputusan apakah dengan sistem perwakilan ataupun langsung serta mendengarkan aspirasi para pihak yang berkepentingan untuk ditindaklanjuti sebagai masukan dalam menetapkan program yang direncanakan.

2.   Azas Ekonomi

Setiap aktivitas yang memberikan peluang bagi diperolehnya pendapatan akan menjadi faktor penarik dibandingkan tidak adanya harapan ekonomis. Oleh karena itu sistem penanganan yang direncanakan sepantasnya mencoba mengangkat peluang-peluang ekonomi yang ada pada aktivitas pengelolaan sampah.

3.  Azas Terpadu

Segala aktivitas yang menyangkut masalah Tukad Saba harus memperhatikan aspek keterlibatan semua komponen secara sistematik, holistik dan terpadu, sehingga tidak menimbulkan tarik menarik dan kecemburuan diantara kelompok masyarakat.

4.  Azas Keseimbangan

Sebagai sebuah upaya bersama maka program wisata sungai di Tukad Saba ini juga harus memperhatikan aspek keseimbangan antara partisipasi dengan ganjaran yang harus diterima atau antara hak dan kewajiban yang dapat dinikmati oleh para pihak yang berkepentingan. Misalnya warga yang telah memberi kontribusi nyata terhadap upaya konservasi patut diberikan penghargaan. Para pihak yang berkontribusi negatif patut diberikan sanksi, serta pihak pihak lain yang turut menikmati kawasan turut berkewajiban memberikan kontribusi dalam bentuk larangan atau retribusi.

5.  Azas Berkesinambungan

Bahwa apa yang direncanakan dan dilaksanakan berkaitan dengan pelibatan aktivitas masyarakat secara umum harus disosialisasikan sebagai upaya untuk mempertahankan kualitas lingkungan agar dapat dinikmati keberadaannya dalam waktu yang panjang.

Pengelolaan Tukad Saba menuju destinasi wisata sungai dilaksanakan untuk dapat meningkatkan tingkat perekonomian masyarakat setempat pada khususnya. Model pengelolaan yang dapat dilakukan untuk dapat mewujudkannya adalah dengan model pembangunan partisipatoris yang melibatkan masyarakat sekitar pada khususnya dan semua pihak yang berkepentingan seperti pemerintah, para pengusaha pariwisata dan kelompok lembaga swadaya masyarakat serta generasi muda. Pengelolaan Tukad Saba sebagai destinasi wisata sungai diharapkan dapat meningkatkan kepedulian masyarakat setempat terhadap keasrian kawasannya serta mewujudkan pembangunan pariwisata di Bali yang lestari dan berkelanjutan.