MENUNGGU SAMPAH PLASTIK DI SUNGAI
UNTUK DITABUNG DI BANK SAMPAH
Oleh:
Made Erna Wintari, SH
Seperti dilansir dari Dinas
Lingkungan Hidup (DLH)
Kabupaten Buleleng, komposisi sampah domestik dan
non domestik di Kabupaten Buleleng pada tahun 2022 sebesar kurang
lebih 56.241.24 ton/tahun. “Sebanyak 299.81
ton merupakan sampah organik, sedangkan 134,43 ton merupakan sampah anorganik”. Dari
proses pemilahan di TPA/TPS ternyata implementasi Peraturan Gubenur Bali Nomor
47 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber belum berjalan secara
optimal. Mengingat banyaknya sampah plastik yang
dihasilkan setiap tahunnya,
maka pada program Bank Sampah yaitu
menabung dengan sampah sangat diperlukan untuk mengurangi jumlah sampah yang
masuk ke TPA Bengkala.
Bank sampah adalah konsep
mengumpulkan dan memilah
sampah serta dikelola seperti bank. Akan tetapi, yang ditabung bukanlah
uang, melainkan sampah.
Tujuan utama pembentukan bank sampah adalah untuk membantu menangani pengolahan
sampah sehingga seiring berjalannya waktu juga menyadarkan masyarakat akan
lingkungan yang sehat, rapi, dan bersih. Bank sampah juga didirikan untuk
mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih berguna dalam masyarakat
Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng sebagai leading sector dari pengelolaan
sampah di Kabupaten Buleleng yang sudah
membentuk Bank Sampah, yaitu Bank Sampah Unit (BSU) Bima Resik yang mewajibkan pegawai
membawa sampah di rumahnya setiap hari rabu, kamis, dan jumat untuk ditabung. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi sampah dari sumbernya, yaitu
rumah tangga. Dinas Lingkungan Hidup harus menjadi contoh terhadap dinas-dinas
yang lain agar menerapkan
program yang sama.
Ada
kisah inspiratif dari program membawa sampah dari rumah ini, yaitu Kadek
Nurining dan suaminya yang sama-sama berprofesi sebagai pegawai di Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng. Beliau menuturkan jika di rumahnya sudah
melakukan pengurangan sampah salah satunya jika ke pasar beliau sudah membawa
tas belanja dari rumahnya. Jadi untuk membawa sampah ke kantor untuk ditabung
beliau agak kesulitan.
“Di rumah saya kekurangan sampah untuk dibawa ke Bank Sampah Unit Bima Resik setiap Rabu, Kamis, dan Jumat, karena di Rumah saya sudah mengurangi sampah plastik. Paling anak saya yang paling kecil saja minta dibelikan minuman itupun jarang. Kebetulan di samping rumah itu ada sungai yang sering hanyut sampah-sampahnya dari hulu, jadi saya memanfaatkan sungai itu daripada sampahnya bikin sungai itu mampet. Saya sama suami ambil sampahnya dari sungai saya bawa ke Kantor untuk di tabung” Ujar Kadek Nurining.
Dalam sehari Kadek Nurining dan suaminya bisa mengumpulkan sampah 1 Kg dari sungai. Jadi jika dalam seminggu mengumpulkan sampah total bisa mendapatkan 7 Kg. Jenis yang biasanya dicari, yaitu sampah jenis botol plastik dan plastik minuman kemasan. Jika ada kresek atau plastik makanan biasanya hanya di sisihkan agar tidak menghambat aliran air di sungai. Dari kegiatan tersebut Kadek Nurining dan suami telah membantu mengurangi sampah yang ada di rumahnya, menabung sampah di Bank Sampah, dan mengurangi sampah anorganik yang ada di Sungai agar tidak menyebabkan banjir. Yuk sama-sama belajar menghargai lingkungan sekitar dan memanfaatkannya menjadi hal yang lebih berguna.