(0362) 3302024
dlh@bulelengkab.go.id
Dinas Lingkungan Hidup

URBAN FARMING: BERTANI DI TENGAH KOTA UNTUK MASA DEPAN LEBIH HIJAU

Admin dlh | 04 September 2024 | 803 kali

URBAN FARMING: BERTANI DI TENGAH KOTA

UNTUK MASA DEPAN LEBIH HIJAU

 

Oleh:

 

Ni Komang Linda Giovani

 (Mahasiswa Magang Undiksha Tahun 2024)


 

Salah satu program yang relevan untuk diterapkan untuk masa depan yang lebih hijau adalah Urban Farming (UF). Urban Farming merupakan suatu kegiatan dalam pengelolaan sektor primer yang sudah terintegritas seperti pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan yang juga bahkan sampai pada pengelolaan limbah terpadu. Berbeda hal dengan pertanian yang dilakukan di desa yang masih secara tradisional, Urban Farming ini telah berkembang dengan berbagai macam ide dan kreativitas dari si pelaku. Berbagai cara yang dilakukan untuk melakukan Urban Farming dengan mengembangkan kreativitas seperti media hidroponik, aquaponik, vertical garden, dan organic tower garden (OTG).

Banyaknya ide dan kreativitas yang dilakukan untuk mengembangkan Urban Farming, salah satu yang media yang paling popular digunakan adalah media hidroponik yang mudah dilakukan di rumah. Urban Farming ini pada dasarnya dilakukan oleh individu dengan berbagai latar belakang dan diterapkan dimana saja dan dengan media yang tidak terlalu luas. Selain karena hobi, Urban Farming ini popular dilakukan oleh masyarakat perkotaan yang memiliki lahan yang tidak terlalu luas tetapi ingin memiliki kebun sayur organik.

Banyaknya masalah yang dihadapi terkait dengan bahan makanan yang banyak mengandung pestisida berbahaya yang menjadi topik ada berbagai platform media sosial yang berakibat pada berkurangnya presentase masyarakat dalam mengonsumsi makanan sehat yang berakibat pada turunnya presentase kesehatan masyarakat Indonesia. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi pemerintahan. Selain adanya pestisida yang berlebih pada bahan makanan baik sayur maupun buah, lahan turut menjadi masalah bagi masyarakat perkotaan karena lahan yang tersedia tidak memungkinkan untuk ditanami sayur dan buah seperti petani di desa. Masalah seperti ini sekarang ini sudah dapat diatasi dengan adanya Urban Farming yang memberikan berbagai manfaat. Selain memberikan dampak dari segi kesehatan, Urban Farming dapat memberikan warna bagi perkotaan yang mayoritasnya adanya gedung besar.

     Implementasi Urban Farming ini memiliki banyak bentuk dari mulai yang paling popular sampai dengan yang tidak terlalu dikenal. Adapun beberapa bentuk Urban Farming yang popular sebagai berikut: Rooftop Garden: memanfaatkan atap gedung sebagai media untuk menanam berbagai tanaman. Rooftop Garden tidak hanya memberikan menghemat ruangan tetapi juga membantu mengatur suhu bangunan. Community Garden: lahan bersama dimana masyarakat sekitar bisa menanam dan memanen hasil bersama, yang juga dapat digunakan sebagai edukasi. Vertical Farming: menggunakan struktur bertingkat untuk menanam tanaman, sehingga lahan yang digunakan lebih efisien. Biasanya sering dikombinasikan dengan sistem hidroponik atau aeroponik.  Indoor Farming: memanfaatkan ruangan dalam rumah atau dengan bantuan teknologi pencahayaan LED dan sistem irigrasi canggih untuk tanaman.

     Urban Farming menjadi solusi inovatif bagi kita yang ingin mendukung lingkungan hidup lebih hijau, bahkan di tengah keterbatasan lahan perkotaan. Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan sendiri, tetapi juga untuk memperbaiki kualitas udara dan memperindah lingkungan sekitar. Mari bergabung dalam gerakan Urban Farming dan jadikan kota kita lebih hijau, sehat, dan lestari.

 

Sumber:

https://www.kompasiana.com/misc4458/6648ad67de948f40f4526c02/fenomena-urban-farming-solusi-hijau-di-tengah-kota?page=2&page_images=.

 

https://www.utakatikotak.com/Mengenal-Konsep-Pertanian-Kota-untuk-Masa-Depan/kongkow/detail/18581.

Gambar: Singaraja Smart Agrocity